WELL COME

HIDUP ADALAH IBADAH UNTUK BEKAL AKHIRAT

Selasa, 19 Januari 2010

Artikel Islam

Kehidupan Sehari-hari yang Islami

1. Apakah anda selalu shalat subuh berjamaah di masjid setiap sehari ?

2. Apakah anda selalu menjaga shalat yang lima waktu di masjid ?

3. Apakah anda hari ini membaca Al-Qur’an ?

4. Apakah anda rutin membaca dzikir setelah selesai melaksanakan shalat wajib ?

5. Akakah anda selalu menjaga shalat sunnah rawatib sebelum atau sesudah shalat wajib ?

6. Apakah anda hari ini khusyu dalam shalat, menghayati apa yang anda baca ?

7. Apakah anda (hari ini) mengingat mati dan kubur ?

8. Apakah anda (hari ini) mengingat hari kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya ?

9. Apakah anda telah memohon kepada Allah sebanyak tiga kali agar memasukkan anda ke dalam sorga?
Sesungguhnya barangsiapa yang memohon demikian, sorga berkata; “Wahai Allah masukkanlah ia ke dalam sorga”.

10. Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali?
Sesungguhnya barangsiapa yang berbuat demikian, neraka berkata;”Wahai Allah peliharalah dia dari api neraka".(Berdasarkan hadits Rasulallah Shallallahu Alaihi Wasallam yang artinya, "Barangsiapa yang memohon sorga kepada Allah sebanyak tiga kali, sorga berkata; “wahai Allah masukkanlah ia ke dalam sorga.” Dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata; “wahai Allah selamatkan ia dari api neraka” HR Tirmidzi dishahihkan oleh syaikh Al Albani dalam shahih Al Jami’ no. 911.

11. Apakah anda (hari ini) membaca hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam?

12. Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik?

13. Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau?

14. Apakah anda hari ini menangis karena takut kepada Allah?

15. Apakah anda selalu membaca dzikir pagi dan sore hari?

16. Apakah anda hari ini telah memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosamu?

17. Apakah anda telah memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid?
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, "Barangsiapa yang memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid, maka Allah akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal diatas tempat tidur” H.R.Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al Hakim dan ia menshahihkannya.

18. Apakah anda telah berdoa kepada Allah agar Ia menetapkan hati anda atas agamaNya ?

19. Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdoa kepada Allah di waktu-waktu yang mustajab?

20. Apakah anda telah membeli buku-buku Islam untuk memahami agama?

21. Apakah anda telah memintakan ampun kepada Allah untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah? karena setiap mendo’akan mereka engkau akan mendapatkan kebajikan pula.

22. Apakah anda telah memuji Allah dan bersyukur kepadaNya atas nikmat Islam?

23. Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya?

24. Apakah anda hari ini telah besedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya ?

25. Apakah anda dapat menahan marah yang disebabkan urusan pribadi dan berusaha untuk marah apabila aturan-aturan Allah dilanggar?

26. Apakah anda telah menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri sendiri?

27. Apakah anda telah mengunjungi saudara seagama, ikhlas karena Allah?

28. Apakah anda telah mendakwahi keluarga, saudara-saudara, tetangga dan siapa saja yang ada hubungannya dengan diri anda ?

29. Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada orang tua?

30. Apakah anda mengucapkan “innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” jika mendapatkan musibah?

31. Apakah anda hari ini mengucapkan doa ini,

اللْهمَّ إنِيّ أعُوذ بِكَ أنْ أشْركَ بِكَ وَأنَا أعْلَمُ وَأسْتَغْفِركَ لِمَا لا أعْلَم


“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepadaMu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui.”
Barangsiapa mengucapkan demikian, Allah akan menghilangkan darinya syirik besar dan syirik kecil. (Lihat Shahih Al Jami’ no 3625).

32. Apakah anda berbuat baik kepada tetangga?

33. Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad dan dengki?

34. Apakah anda telah membersihkan lisan dari dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata-kata yang tidak ada manfaatnya?

35. Apakah anda takut kepada adzab Allah sehingga hati-hati dalam hal penghasilan, makanan dan minuman serta pakaian?

36. Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya disegala waktu atas segala dosa dan kesalahan?

Wahai saudaraku seiman...

Jawabalah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan agar engkau menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat insya Allah.

Aurat
Oleh: Hasan Husen Assagaf

AURAT adalah bagian tubuh yang wajib ditutup dan haram melihatnya. Dalam hukum fiqih aurat laki laki antara pusar dan lutut, sedang aurat perempuan, karena sangat sensitive, seluruh tubuhnya kecuali muka dan tapak tangan. Menutup aurat adalah cabang dari iman. Yang tidak menutupnya berarti tidak ada iman, yang tidak punya iman berarti tidak punya malu. Jelasnya, malu termasuk cabang dari iman. Iman amat berkaitan dengan malu. “Bila malu hilang hilanglah iman, jika iman hilang malupun ikut terbang”. Itu yang kita dapatkan dari hadith Rasulallah saw.

Saat Nabi Adam as dan istrinya Hawa turun ke bumi, keduanya dalam kondisi tak sehelai benangpun di tubuh mereka. Menyadari hal itu Adam as dan Hawa segra mencari dedaunan dan kulit pohon untuk dijadikan pakaian yang menutupi aurat mereka. Padahal pada saat itu tidak ada seorang pun yang melihat, kecuali mereka berdua, suami istri. Tapi mereka berusaha menutupi aruat mereka masing masing karena rasa malu mereka yang sangat tinggi.

Ada cerita tentang Balqis, ratu negri Saba-Yaman ketika berkunjung ke istana nabi Sulaiman. Ia tercengang melihat kemewahan dan keindahan istana. Saking kagumnya Ratu Balqis menarik abayanya (rok panjangnya) karena ia mengira lantai istana digenangi air. Padahal itu semua karena kecanggihan istana Sulaiman as. Roknya sempat terangkat dan betisnya pun sempat terlihat. Walaupun kejadian itu hanya sekejap tapi cukup membuat ratu Balqis malu besar, mukanya merah padam dan segra menutup betisnya.

Diriwayatan pernah siti Aisyah ra bertanya kepada Rasulallah saw,

“Wahai Rasulallah, betulkan nanti di hari kiamat para perempuan dikumpulkan bersama lelaki kesemuanya dalam keadaan tanpa busana?”

Rasulallah pun menjawab,

“Betul”

Mendengar yang demikian Aisyah ra menangis sejadi-jadinya dan berkata,

“Alangkah malunya, alangkah malunya, ya Rasulallah”

Namun beliau kemudian menjelaskan,

“Wahai Aisyah, di akhirat nanti manusia sibuk dengan dirinya masing-masing sehingga tidak ada waktu dan kesempatan untuk memperhatikan aurat orang lain.”

Hadisth ini dimuat sebagai gambaran seorang wanita yang kuat imannya dan memiliki rasa malu yang dalam.

Cerita tentang aurat tentu kita bertanya kenapa Rasulallah saw lahir dalam keadaan sudah berkhitan? Kalau kita sering membaca kitab maulid tentu kita akan mendapatkan jawabannya. Rasulallah lahir dalam keadaan berkhitan agar tidak ada yang melihat auratnya dari pandangan orang lain. Dan itu merupakan sebagian dari kemuliaan Allah yang diberikan kepada beliau. Jelasnya beliau terpelihara dan terjaga dari keburukan, kejelekan, dosa dan kemaksiatan.

Satu kali, ketika Rasulallah saw masih kecil ikut memperbaiki Ka’bah bersama sama orang Quraisy Makkah. Beliau pun ikut gotong royong membatu mengangkat sebuah batu yang cukup besar dan berat sehingga qamis beliau tersingkap. Tiba tiba batu itu jatuh dan mengenai kakinya sampai beliau pingsan. Dengan jatuhnya batu maka qamis beliau kembali menutup aurat beliau yang tersingkat.

Dulu derajat malu khususnya dikalangan wanita sangat tinggi. Sangat jarang kita dapatkan wanita keluar rumah. Kalau keluar, auratnya selalu ditutup rapat-rapat dan selalu disertai mahram untuk menjaganya. Orang tua atau suami sangat cemburu bila aurat anaknya atau istrinya dilihat orang lain.

Dulu orang selalu menjaga kadar iman dan menempatkan kaum wanita pada posisinya sesuai dengan syariat yang diajarkan agama. Makanya mereka selalu menjaga keturunan mereka dan memelihara auratnya serapi mungkin sejak kecil. Mereka berikan pakaian yang sesuai dengan standar syariat, tidak diobral semaunya, apalagi dipamerkan di halayak ramai. Karena aurat wanita secara otomatis berbeda dengan pria amat berharga dan sensitive bisa mengundang orang berbuat dosa.

Berbeda dengan zaman sekarang aurat, maksiat, kerusakan sudah menjadi lumrah dan sulit dibendung. Benar apa yang dikatakan Ahmad Syauqi, “kukuhnya satu bangsa terletak pada moralnya. Apabila moralnya rusak, maka bangsa tersebut ikut bejat”. Adapun salah satu penyebab kehancuran moral dan akhlak karena pengaruh pornografi. jadi sangat wajar sekali jika dilakukan pelarangan terhadap majalah Play Boy dan majalah majalah lainnya di Indonesia yang masih menyajikan hal-hal yang berbau porno.

Sudah barang tentu ada beberapa cara yang digunakan untuk menyelamatkan moral dan akhlak bangsa sesuai dengan yang dianjurkan Rasulallah saw. Pertama mereka yang mampu berda’wah dengan kekuatan. Yaitu orang yang bisa merubah dengan tangannya jika melihat kemungkaran dan kemaksiatan. Kedua mereka yang mampu berdakwah dengan lisannya. Sedang yang paling lemah ialah yang hanya mampu menjahui dan membenci di dalam hati tanpa berbuat apa-apa.

Memang ada hadits yang mengatakan “katakanlah yang hak (benar) walaupun yang benar itu pahit”. Hadist ini jelas menyuruh meluruskan, memperbaiki atau tegasnya merobah apa-apa yang dilihat salah, tapi bukan dengan kekerasan, bukan dengan emosi, bukan dengan caci maki. Hati seorang muslim itu bukan batu, ia tidak sekeras batu. Batu saja masih lunak jika terus menerus ditetesi air.

Jadi, cara menyampaikan yang haq (benar) pun harus bijaksana dan dengan menggunakan bahasa yang sopan, lembut dan menyentuh. Satu kali Khalifah Makmun putra Harun Al-Rasyid dikritik, dikecam dengan pedas dan disertai caci-maki oleh sekelompok orang. Beliau sangat marah dan menyuruh orang yang mengeritiknya membuka Al-Quran surat Thaha ayat 43-44, dimana Allah menyuruh kepada nabi Musa dan Harun as untuk mendatangi Firaun dan berbicara kepadanya dengan kata-kata yang lembut (qaulan layyinan). Makmun putra Harun Al-Rasyid menegaskan bahwa dirinya adalah seorang muslim masih jauh lebih baik dibandingkan dengan Firaun yang musyrik, bahkan mengaku Tuhan.

Wallahualam
Sekelumit Tentang Fatimah Putri Nabi
Oleh: Hasan Husen Assagaf

”Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira maka ia telah membahagiakanku.” (Al Hadis).

Kata ‘Fatimah’ berasal dari suku kata ‘Fathama’ yang berarti menyapih atau menghentikan atau menjauhkan. Sebuah riwayat menyebutkan, dinamakan ‘Fatimah’ karena Allah ingin menjauhkan putri bungsu Rasulallah saw dari neraka. Dari cintanya Rasulallah kepada Fatimah, belilau selalu menyebut nyebut fatimah sebagai contoh dan perumpamaan, misalnya “ jika anakku Fatimah mencuri, aku akan potong tangannya” hadisth ini menggambarkan bagaimana Rasulallah saw tidak pilihkasih dalam menegakkan hukum agama, sampai sampai ia bersedia memotong tangan anaknya yang paling dicintainya, Fatimah, jika ia mencuri demi untuk menegakkan keadailan.

Fatimah juga disebut al-Battul yang berarti memisahkan, karena kenyataannya ia memang terpisah atau berbeda dari wanita-wanita lainnya, baik dari segi keutamaan, agama dan kecantikannya. Ada lagi yang mengatakan, karena ia memisahkan diri dari keduniaan untuk mendekat kepada Allah. Di kalangan suku Quraisy, Fatimah dikenal fasih dan pintar.

Fatimah dilahirkan di Makkah tahun 18 sebelum Hijrah Nabi SAW. Dia adalah putri bungsu Rasulallah saw setelah Zainab, Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Saudara laki-lakinya yang tertua Qasim dan Abdullah, meninggal dunia pada usia muda. Fatimah sangat terkenal di dunia Islam, karena ia hidup paling dekat dan paling lama bersama Rasulallah saw. Dari dialah keturunan Rasulallah saw (ahlul Bait) berkembang yang tersebar di hampir semua negri Islam.

Fatimah dinikahkan dengan Ali bin bi Thalib setahun setelah hijrah. Pada waktu itu Tidak sedikit dari orang orang Quraisy yang ingin menikahinya. Ya maklum, selain cantik rupawan, ia adalah perempuan terhormat, anak Rasulullah saw. Dia pernah dilamar oleh Sayyidina Abu Bakar dan Umar, sahabat terdeket Rasulallah saw, namun ditolak secara halus oleh beliau.

Fatimah sangat sederhana dalam berumah tangga dengan imam Ali ra, bahkan sering kekurangan. Beberapa kali ia harus menggadaikan barang-barang keperluan rumah tangga untuk membeli makanan, sampai-sampai kerudungnya pernah digadaikan kepada seorang Yahudi Madinah. Namun demikian, mereka tetap bahagia sebagai suami istri sampai akhir hayat.

Fatimah adalah putri kesayangan Rasulullah saw. Putri yang sangat dicintai Nabi saw. Suatu waktu Rasulallah saw pernah mengatakan kepada imam Ali ra, ”Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira, maka ia telah membahagiakanku.” Ini dikatakan oleh Rasulullah saw sehubungan dengan keinginan seorang tokoh Quraisy untuk menikahkan anak perempuannya kepada imam Ali ra. Imam Ali tidak menolak tetapi segera dicegah oleh Rasulullah saw.

Pernah Rasulallah saw marah besar ketika mendengar putri beliau, Fathimah ra akan dimadu Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Ketika mendengar rencana itu, Rasulallah saw pun langsung masuk ke masjid dan naik ke atas mimbar, lalu berseru, “Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib. Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi aku tidak akan mengizinkan. Sungguh aku tidak izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib menceraikan putriku, dan aku persilakan mengawini putri mereka. Ketahuilah, putriku itu bagian dariku, apa yang mengganggu perasaannya adalah menggangguku juga, apa yang menyakiti hatinya adalah menyakiti hatiku juga.” Begitulah kurang lebih bunyi hadist Rasulallah saw.

Sekarang, kalau Rasulallah saw melarang imam Ali bin Abi Thalib ra untuk memadu putri beliau, Fatimah ra. Maka saya yakin hampir setiap orangtua di dunia tidak akan rela jika putrinya dimadu. Karena, seperti dikatakan Rasulallah saw, perbuatan itu akan menyakiti hati perempuan, dan juga menyakiti hati orangtuanya.

Hadist di atas juga merupakan bukti kuat akan kecintaan Rasulullah saw kepada putri bungsunya. Memang benar Rasulallah saw sangat sayang kepada Fatimah. Sampai sampai waktu sakit keras menjelang wafatnya, beliau tidak henti hentinya menagis karena berat meninggalkan anaknya yang dicintainya.

Fatimah meninggal enam bulan setelah wafatnya Rasulallah saw dalam usia 28 tahun. Merasa ajal sudah dekat, dia membersihkan dirinya, memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian dibantu oleh iparnya, Asma bin Abi Thalib. Sebelum meninggal ia sempat berwasiat. Anda tahu apa wasiatnya? “hanya Ali, suamiku, yang boleh menyentuh tubuhku”.

Wallahua’lam.


PEREMPUAN

SOSOK laki laki tua, bertubuh kasar, berambut putih berdiri tegak di muka anak anaknya. Mukanya merah padam, matanya melotot dan tangannya diacungkan ke arah mereka. “Kalian semua goblog, bodoh dan belum mengerti apa maksud yang aku lakukan untuk iparmu”, ujar sang ayah yang sedang marah setengah mati kepada mereka. Masalahnya sangat sepele. Sang ayah mencitai mantunya dan mendapat perhatian sang ayah melebihi dari mereka. Ini yang membuat mereka menjadi kelotokan dan benci. Kebencian ini menimbulkan sengketa besar. Sang ayah selalu mendukung mantunya yang menambah keributan menjadi lebih sengit antara sang ayah dan anak anaknya.

Seminggu setelah keributan, sang ayah mengundang semua anak dan mantunya untuk makan siang bersama. Selesai makan, sang ayah menyuruh anak perempuannya masuk ke kamarnya alasannya ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Tiba-tiba dari dalam kamar terdengar suara sang ayah berteriak dengan nada keras membentak anak perempuannya. “Buka bajumu!”, kata sang ayah. Anaknya bingung bukan kepalang kenapa sang ayah secara tiba tiba berobah. Karna takut padanya, terpaksa anak perempuan itu melocotkan bajunya hanya yang tersisa, maaf, kutang dan celana dalamnya. Kemudian terdengar lagi teriakan sang ayah dari dalam kamar dengan nada lebih keras “Keluar! Ayo keluar!”. Perintah sang ayah yang kedua ini sangat sulit diterima. Ia membantahnya. Tapi sang ayah menyeret dan memaksanya agar tetap menurut perintahnya. Dengan sangat terpaksa akhirnya ia keluar juga dari kamar sambil menangis dengan aurat terbuka.

Semua yang berada di ruang makan heran dan tidak ada yang berkomentar. Saudara-saudaranya hanya melihat dan tidak mengeluarkan reaksi apa apa. Begitu pula ibunya hanya melongo dan melotot melihat kejadian ini. Apalagi adik perempuannya tutup mulut, bungkam dan tidak berani berkutik dan bertindak apa apa. Semua yang ada di ruang makan hanya bisa melihat apa yang didilakukan sang ayah.

Tiba tiba..suaminya (mantu sang ayah) dengan tidak sadar, begitu melihat istrinya keluar dari kamar dalam keadaan yang tidak sopan, langsung menarik supra makan dan lari menutupi aurat istrinya yang sedang berdiri menangis. Ditutupi tubuhnya dengan supra, dirangkulnya dan dimasukan kedalam kamar.

Setelah itu, sang ayah keluar dari kamar dan berkata “Nah! sekarang kalian tahu kenapa aku menaruh perhatian kepada mantuku dan kenapa aku mencintainya. Karna dia menaruh perhatian pada anakku dan mencintainya. Kalian berdua tidak ada yang bangun menutupi aurat adikmu. Kamu tahu, hidup itu harus membawa missi bukan untuk sendiri, harus saling mencintai antara keluarga, lingkungan dan masyarakat. Jangan hidup untuk dirimu tok. Berartilah untuk sesama. Orang egois seperti benalu. hidup subur tapi mematikan yang lain. Manusia yang hidup hanya untuk dirinya, sadar atau tidak sadar merusak kehidupan dan lingkungan”.

Masya Allah, suguh arif dan bijaksana sosok laki kaki tua itu, sungguh adil, cermat dan wibawa. Semua kekerasan dan tindakan kasar yang dilakukannya demi mendidik anak anaknya bahwa hidup ini tidak kerdil, picik dan eqois. Akan tetapi hidup ini penuh dengan rasa cinta, penuh dengan rasa sayang terhadap sesama keluarga, penuh dengan perhatian terhadap lingkukang dan masyarakat.

Pula tindakan sang ayah trb menunjukan kecintaan dan perhatiannya terhadap anak perempuanya melebihi dari kecintaan dan perhatiannya terhadap kedua anak laki lakinya. Ia tahu persis bahwa yang diperbuat itu akan mendapat ridho Allah dan akan memperoleh derajat yang luhur dari Nya. Karna Allah telah menjajikan surga dan derajat yang luhur bagi yang dianugrahi anak perempuan dan bisa memelihara dan menjaganya sehingga berketurunan.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Anas, Rasulallah saw bersabda “Siapa yang dianugrahi dua anak perempuan dan menjaga mereka sehingga dewasa dan berketurunan, maka Allah menyamakan baginya derajat setinggi derajatku di surga”.

Islam tidak cukup hanya menganjurkan kita untuk menjaga anak-anak perempuan dan memelihara mereka. Akan tetapi Islam menganjurkan pula untuk berbuat baik, berkata baik, berkelakuan baik dan bermuamalah baik terhadap mereka. Rasulallah saw telah bersabda “Sebaik baiknya diantara kalian adalah yang berbuat baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang terbaik diantara kalian terhadap keluargaku. Orang yang menghargai dan menghormati perempuan adalah orang arif dan karim sedang orang yang menghina dan tidak memperhatikan perempuan adalah orang kejam dan keji”.

Pada Haji Akbar tahun 10H, Rasulallah saw menunaikan ibadah haji Wada’ bersama sama keluarganya, sahabatnya dan umat Islam yang bilanganya tidak kurang dari 100 ribu. Haji Wada’ ini merupakan haji yang terakir dilakukan Rasulallah saw. Tiga bulan setelah itu beliau pulang ke rahmatullah memenuhi panggilaan Nya. Pada Haji Wada’ ini, beliau telah berkhutbah di hadapan ratusan ribu umat Islam yang sedang menunaikan ibadah Haji bersama sama beliau. Khutbah ini merupakan khutbah yang syamil, sempurna dan terkumpul di dalamnya semua masalah-masalah agama, sehingga dinamakah “Al-Khutbah Al-Jamia’h”.

Pada saat itu, Rasulallah wukuf bersama sama karabatnya, sahabatnya dan umat Islam di Padang Arafat. Semua berkumpul dengan pakaian serba putih, tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, tidak ada perbedaan antara miskin dan kaya, tidak ada perbedaan antara kulit hitam dan putih. Semua tunduk, taat dan khusyu’ dihadapan Pencipta alam semesta. Semua berkata “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu akbar. Labikaika Allahuma Labaik”. Pada saat itu Rasulallah naik keatas jabal Arafah. Dari sana beliau berpesan dan bewasiat kepada umatnya, pesan dan wasiat yang terakhir. Diantara pesan dan wasiat beliau yang panjang lebar, terselip pesan dan wasiat yang berbunyi: “Bertakwalah kalian kepada Allah. Aku berpesan dan berwasiat kepada kalian agar menjaga dan berbuat baik terhadap perempuan”

Kecintaan dan perhatian Rasulallah saw terhadap perempuan melebihi dari kecintaan dan perhatianya terhadap yang lain. Beliau telah dianugrahi empat anak perempuan dari istrinya pertama Khadijah binti Khuailid ra (Umu Kaltsum, Ruqayyah, Zainab dan Fatimah) semua hidup sampai dewasa dan berkeluarga. Alangkah mesranya beliau hidup bersama mereka. Mereka semua mendapat kecintaan, penghormatan dan penghargaan dari beliau secara berlebih-lebihan.

Pernah satu kali, Siti Fatimah, anak beliau yang paling bontot, datang bertamu ke rumah beliau. Ketika Rasulallah saw melihat Siti Fatimah berada di muka pintu. Beliau berdiri dari tempat duduk dan segra bangun menyabut kedatangan anak bungsunya Fatimah. Rasulallah saw mengelar burdah (serban) beliau dan diduduki Fatimah di atas burdah berdekatan dengan beliau. Fatimah mecium tangan dan kepala beliau. Begitu pula Rasulallah saw menciumnya dengan penuh kecintaan, penghargaan , dan penghormatan. Itulah contoh yang patut ditiru dari Nabi kita Muhammad saw untuk kita jadikan ladang penghormatan, penghargaan dan kecintaan terhadap kaum wanita.

Terakhir, saya akan bawakan dalam obrolan ini contoh dari sahabat Nabi, Umar bin Khattab di saat anak perempuanya Hafsa binti Umar ditinggal oleh suaminya Khunais bin Hudhafa karna mati syahid dalam peperangan Badr. Pada saat itu Hafsa berusia 18 tahun, masih terlalu muda untuk menjadi janda. Umar bin Khattab ra menangis dan sangat sedih sekali memikirkan nasib anak perempuanya. Siang malam difikirkannya dan mejadi beban yang sangat berat untuk dipikul. Hafsa sendiri tidak sesedih ayahnya.

Dengan tampak tedeng aling aling, Umar ra menawarkan Abu Bakar siddik ra untuk menyuntingnya. Beliau menolak dengan baik. Penolakannya membuat Umar ra menjadi lebih sedih. Kemudian Umar ra tidak segan segan pula menawarkan Utsman bin Affan ra agar bisa mengambil anaknya Hafsa sebagai istrinya. Utsman pun menolaknya dengan baik. Hal ini menambah kesedihannya menjadi lebih parah lagi.

Akhirnya, Umar ra datang kepada Rasulallah saw untuk mengadukan kesedihannya, karna beliau adalah satu satunya orang yang bisa memberi ketenangan dan ketentraman dalam kehidupanya. Rasulallah saw mendengar aduan Umar ra dengan penuh perhatian dan rasa terharu. Setelah itu beliau berkata: “Hafsha akan disunting orang yang lebih mulia dari Abu Bakar dan Utsman”. Tentu tidak ada makhluk di dunia ini yang lebih mulia dari Abu Bakar dan Utsman selain Rasulallah saw.

Tidak bisa dilukiskan betapa gembiranya sayyidina Umar mendengar tawaran Rasulallah. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hal ini bisa terjadi. Betul betul ini merupakan surprise dan kejutan baginya karena orang yang paling termulia di dunia akan menjadi mantunya. Dari senangnya, beliau lari terbirit birit mejuju rumahnya untuk mengabarkan Hafsha bahwa ia akan menjadi istri Rasulallah, akan menjadi pendamping Rasulallah raw, akan menjadi manusia yang berpangkat luhur di sisi Allah, akan menjadi “Ummul Muminin”.

Begitulah Umar bin Khattab ra yang pernah mengubur hidup hidup anak perempuanya pada zaman Jahiliyah dan merasa terhina dan tercela jika medapatkan anak perempua sesuai dengan firman Allah dalam Al Qura’n “Padahal apabila salah seorang diantara mereka diberi kabar gembira (kelahiran anak perempuan) dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah. Jadilah mukanya hitam pekak, sedang dia amat menahan sedih”. Akan tetapi setelah masuk Islam, Umar ra berobah 180 derajat menjadi manusia yang menghargai, menghormati anak perempuanya.

Terakhir saya tutup obrolan ini dengan firman Allah yang berbunyi didalam Surat An-Nisa’ yang artinya Surat Perempaun. Surat ini disebut di dalam Al Qura’n sebagai tanda penghormatan Islam terhadap kaum perempuan: “Tentang bapak-bapak mu dan anak anak laki-laki mu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih banyak manfa’at bagimu “. Dan saya bawakan pula hidits al Qudsi yang berbunyi: Jika lahir anak laki laki maka Allah berkata kepadanya: “kaluarlah kamu dan bantulah orang tuamu”. Akan tetapi jika lahir anak perempuan maka Allah berkata kepadanya: “Keluarlah kamu dan aku akan bantu orang tuamu”.

Sekarang mana yang lebih indah bantuan Allah atau bantuan manusia?

Sampai berjumpa lagi di lain kesempatan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar