WELL COME

HIDUP ADALAH IBADAH UNTUK BEKAL AKHIRAT

Sabtu, 13 Februari 2010

HUKUM VALENTINE DAY

Sejarah Valentine Day dan Hukum Merayakannya dalam Islam
Februari 12, 2010 mymoen Tinggalkan komentar Go to comments

Sejarah Valentine Days.

Menurut data dari Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda.

Hubungan antara ketiga martir ini dengan hari raya kasih sayang (valentine) tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Santo atau Orang Suci yang di maksud yaitu :

* Pastur di Roma
* Uskup Interamna (modern Terni)
* Martir di provinsi Romawi Afrika.

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.

Hari raya Valentine Days ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Hukum Merayakan Valentine Dalam Islam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, artinya, ” Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ” (HR. At-Tirmidzi) .

Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, ” Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut HARAM “.

Mengapa ? karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah subhanahu wata’ala. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah subhanahu wata’ala dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.

Syaikh Muhammad al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan, ” Merayakan Hari Valentine itu tidak boleh ”, karena alasan berikut :

Pertama : Ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam.

Kedua : Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) -semoga Allah meridhai mereka-.

Contoh kasus : ada seorang gadis mengatakan bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.

Saudaraku!! Ini adalah suatu kelalaian, mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah subhanahu wata’ala melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.

Di dalam ayat lainnya, artinya, ” Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22).

Jadi, kesimpulan dari hukum Perayaan Valentine adalah sebagai berikut :

Seorang muslim dilarang untuk meniru-niru kebiasan orang-orang di luar Islam, apalagi jika yang ditiru adalah sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan, pemikiran dan adat kebiasaan mereka.

Bahwa mengucapkan selamat terhadap acara kekufuran adalah lebih besar dosanya dari pada mengucapkan selamat kepada kemaksiatan seperti meminum minuman keras dan sebagainya.

Haram hukumnya umat Islam ikut merayakan Hari Raya orang-orang di luar Islam.

Valentine’s Day adalah Hari Raya di luar Islam untuk memperingati pendeta St. Valentin yang dihukum mati karena menentang Kaisar yang melarang pernikahan di kalangan pemuda. Oleh karena itu tidak boleh ummat Islam memperingati hari Valentine’s tersebut.

Sumber :

* www.beritaterkini.net
* www.ummunabilkhan-alwafi.blogspot.com


buangets
Februari 13, 2010 pukul 3:37 pm | #8
Balas | Kutip

Ilmu Itu Adalah Cahaya Yang Menyinari Pemiliknya

Sejarah Valentine

Merayakan Valentine Day, Berarti Ikut Menuhankan Yesus

Di hari-hari ini, sesekali pergilah ke mall atau supermarket besar yang ada di kota Anda. Lihatlah interior mall atau supermarket tersebut. Anda pasti menjumpai interiornya dipenuhi pernak-pernik—apakah itu berbentuk pita, bantal berbentuk hati, boneka beruang, atau rangkaian bunga—yang didominasi dua warna: pink dan biru muda.
Dan Anda pasti mafhum, sebentar lagi kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia akan merayakan Hari Kasih Sayang atau yang lebih tenar distilahkan dengan Valentine Day.
Momentum ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih. Valentine Day memang berasal dari tradisi Kristen Barat, namun sekarang momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali negeri-negeri Islam besar seperti Indonesia.
Sayangnya, tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day. Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda.
Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan semacamnya sedikit pun tidak mengandung muatan religius. Sedangkan Valentine Day sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan merayakannya, hukumnya bisa musyrik, karena merayakan Valentine Day tidak bisa tidak berarti juga ikut mengakui Yesus sebagai Tuhan. Naudzubilahi min Dzalik. Mengapa demikian?
SEJARAH VALENTINE DAY
Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku ‘Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya:
Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.
Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa. Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.
Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.
Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.
Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.
TRADISI KIRIM KARTU
Selain itu, tradisi mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine. Pada tahun 1415 M, ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine tanggal 14 Februari, ia mengirim puisi kepada isterinya di Perancis.
Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa itu dikaitkannya dengan musim kawin burung-burung dalam puisinya.
Lantas, bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh pasangannya masing-masing? Ken Sweiger mengatakan kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai persamaan dengan arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya pada zaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
Disadari atau tidak, demikian Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, istilah Sweiger, karena meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi atau lelaki rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia begitu rupawan sehingga diburu banyak perempuan bahkan dikisahkan bahwa ibu kandungnya sendiri pun tertarik sehingga melakukan incest dengan anak kandungnya itu!
Silang sengketa siapa sesungguhnya Santo Valentine sendiri juga terjadi di dalam Gereja Katolik sendiri. Menurut gereja Katolik seperti yang ditulis dalam The Catholic Encyclopedia (1908), nama Santo Valentinus paling tidak merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni: seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas.
Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496 menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini, walau demikian Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus.
Ada yang mengatakan, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Jenazah itu kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi di dalam gereja. Pada hari itu, sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 dengan alasan sebagai bagian dari sebuah usaha gereja yang lebih luas untuk menghapus santo dan santa yang asal-muasalnya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena hanya berdasarkan mitos atau legenda. Namun walau demikian, misa ini sampai sekarang masih dirayakan oleh kelompok-kelompok gereja tertentu.
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya.
KEPENTINGAN BISNIS
Kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu.
Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan marketingnya, meniup-niupkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai industrialisasi agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.
PESTA KEMAKSIATAN
Christendom adalah sebutan lain untuk tanah-tanah atau negeri-negeri Kristen di Barat. Awalnya hanya merujuk pada daratan Kristen Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, dan sebagainya, namun dewasa ini juga merambah ke daratan Amerika.
Orang biasanya mengira perayaan Hari Valentine berasal dari Amerika. Namun sejarah menyatakan bahwa perayaan Hari Valentine sesungguhnya berasal dari Inggris. Di abad ke-19, Kerajaan Inggris masih menjajah wilayah Amerika Utara. Kebudayaan Kerajaan inggris ini kemudian diimpor oleh daerah koloninya di Amerika Utara.
Di Amerika, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar. Mr. Howland mendapat ilham untuk memproduksi kartu di Amerika dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. Upayanya ini kemudian diikuti oleh pengusaha-pengusaha lainnya hingga kini.
Sejak tahun 2001, The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) tiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary” kepada perusahaan pencetak kartu terbaik.
Sejak Howland memproduksi kartu ucapan Happy Valentine di Amerika, produksi kartu dibuat secara massal di selutuh dunia. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia, sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan per tahun. Ini adalah hari raya terbesar kedua setelah Natal dan Tahun Baru (Merry Christmast and The Happy New Year), di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama juga memperkirakan bahwa para perempuanlah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu di Amerika mengalami diversifikasi. Kartu ucapan yang tadinya memegang titik sentral, sekarang hanya sebagai pengiring dari hadiah yang lebih besar. Hal ini sering dilakukan pria kepada perempuan. Hadiah-hadiahnya bisa berupa bunga mawar dan coklat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan kepada perempuan pilihan.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Ini membuat perayaan Valentine di sana lebih bersifat ‘dating’ yang sering di akhiri dengan tidur bareng (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak disertai kontak fisik. Inilah sesungguhnya esensi dari Valentine Day.
Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya dipersepsikan sebagai hari di mana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja, sesuatu yang lumrah di negara-negara Barat, sepanjang malam itu. Malah di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ini yang dianggap wajar, belum lagi party-party yang lebih bersifat tertutup dan menjijikan.
IKUT MENGAKUI YESUS SEBAGAI TUHAN
Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu?
Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.
Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah. ”
Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” Wallahu’alam

Rabu, 10 Februari 2010

WASPADA ALIRAN SESAT

ALIRAN SESAT DI INDONESIA

Semalam, saya melihat acara dialog di salah satu stasiun swasta di negeri ini. Yaitu dialog antara wakil dari MUI dan pemimpin aliran sesat baru di negeri ini, yaitu Kalam Santril

Sesaat saya lihat lucu dan dilain hal begitu bersemangat dan menggebu-gebu menerangkan ajaran yang dianutnya itu. Ajaran yang didapatnya dengan sendirinya (mungkin menafsirkan sendiri) setelah merasakan kekecewaanya dengan ajaran islam yang dianutnya sebelumnya. Dia mengatakan bahwa Al Qur’an itu sesat, ada sebagian yang benar dan sebagian yang salah. Mengundang perpecahan dan membahayakan Pancasila (apa hubungannya). Apakah pancasila yang lahir baru setengah abad bisa menandingi Al Qur’an yang sudah 14 abad lebih. Yang sudah terbukti membawa persatuan di 1/3 belahan dunia.


Heran… kenapa begitu banyak aliran-aliran dinegeri ini. Walaupun memang telah di sunatullahkan bahwa islam terpecah menjadi 73 golongan.. tapi bukan berarti itu aliran sesat kan. Tapi kalau maksudnya itu termasuk??? Gak menyangka, bakalan banyak sekali di indonesia ini. Semua sarang ada di sini. dari sarang koruptor, sarang teroris sampai sarang aliran sesat.
Andai saja proteksi pemerintah besar, mungkin tidak terjadi seperti masalah AHMADIYAH. yang sewaktu kecil didiamkan dan saat besar menjadi boomerang sendiri bagi negeri ini. umat islam terbesar didunia, tetapi umat paling besar juga yang secara sembarangan menafsirkan ajaran agama islam ini. Susahnya kalau punya agama yang keturunan, jadi ya gak ngerti dan gak paham sama ajaran agamanya sendiri.
Lihat saja jumlah aliran sesat dinegeri ini, di pulau jawa saja begitu melimpah, belum yang diluar jawa dan juga di luar agama islam (kristen) ternyata ada juga.
Aliran Syafaatus Shalawat
Memasuki pekan kedua bulan Februari 2009 lalu, pemerintah Blitar menyelediki aliran ritual sekelompok massa di Dusun Plumbangan, Desa Ngembul, Kec. Binangun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Aliran (kelompok) yang menamakan diri Syafaatus Sholawat ini disinyalir sebagai aliran sesat yang mirip dengan kelompok Lia Aminudin atau yang belakangan menamakan diri Lia Eden. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, salah satu doktrin yang ditanamkan kepada pengikutnya adalah bahwa aliran ini tidak memposisikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai satu-satunya dzat tertinggi. Selain melaksanakan shalat lima waktu sebagaimana lazimnya dilakukan ummat Islam, mereka juga –melalui ritual ritual tertentu– menyembah Malaikat Jibril dan Roh Kudus.
Agus Pramono Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Pemerintah Kabupaten Blitar, telah melakukan penyelidikan terhadap kasus ini dengan menggandeng Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), untuk memastikan apakah kelompok tersebut masih berupa sekte atau sudah mengarah pada agama, termasuk untuk memastikan apakah ajarannya menyesatkan atau tidak.
Dikabarkan ada enam aliran sesat yang muncul di Blitar, sebagaimana berita berikut ini:

MUI Catat Ada 6 Aliran Sesat di Blitar
Kamis, 12 Februari 2009 – 19:18 wib
BLITAR – Selain aliran sesat penyebah Jibril, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Blitar mencatat ada lima aliran serupa yang bermunculan sejak tahun 2001 silam. Sebagian besar aliran ini sudah dibubarkan, meski diakui beberapa pengikutnya diindikasikan masih bergerak. “Meski sudah dibubarkan kita tetap melakukan pemantauan terhadap semua aliran itu,” ujar Sekretaris MUI Kabupaten Blitar Ahmad Su’udi di Jawa Timur, Kamis (12/2/2009).
Enam aliran menyimpang ini adalah Aliran Purbokayun di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun dengan ritual zikir perdukunan. Kemudian aliran Podo Bongso di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, dengan ritual salat boleh menghadap ke mana saja. Selanjutnya, Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah di Desa Kademangan yang menganggap Ahmad Muzadek sebagai nabi, aliran tanpa nama (1) di Desa Wonotirto dengan ritual salat menghadap ke timur dan /free sex/ sesama pengikut. Lalu, aliran tanpa nama (2) di Desa Bangsari, Kecamatan Nglegok dengan ritual boleh salat sambil melakukan kegiatan lain, seperti salat Jumat sambil bekerja atau mencangkul di sawah, dan terakhir aliran Safaatus Sholawat pimpinan Suliyani di Desa Ngembul Kecamatan Binagun, dengan ritual menyembah Jibril atau roh kudus. *(Solichan Arif/Sindo/ful)* (Okezone)
Aliran Dunung Urip
Masih di Blitar, sekitar pertengahan Februari 2009 lalu, masyarakat Kabupaten Blitar, Jawa Timur dihebohkan oleh kemunculan aliran kepercayaan yang dapat memberikan tiket masuk ke surga. Namanya, aliran Dunung Urip. Aliran sesat ini dipimpin oleh seorang pria bernama Suliyani, warga Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Salah satu inti ajarannya, memberikan sedekah sebesar Rp 4 juta kepada pemimpin aliran Dunung Urip (Suliyani), maka mereka pun dapat masuk surga tanpa menjalankan syariat agama, seperti meninggalkan shalat dan shaum (berpuasa di bulan Ramadhan).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat sudah menyatakan bahwa ajaran aliran Dunung Urip sesat. Bahkan saat itu, MUI segera membubarkan kelompok ini karena dinilai menyalahi syariat Islam. Namun pimpinan aliran Dunung Urip (Suliyani) membantah tuduhan MUI. Menurut dia, ajarannya bertujuan mencari ketenangan hati.
Ada kemiripan dengan aliran sesat Ahmadiyah, yang mewajibkan pengikutnya membeli kavling surga yang dijual pemimpinnya. Hanya di kavling itulah seseorang (pengikut Ahmadiyah) bisa masuk surga, yaitu bila jenazahnya dikubur di tempat itu atau yang penting punya sertifikat kuburan surga di Rabwah. Harga kavling surga mencapai jutaan rupiah, yang tentu saja memberatkan pengikut jamaah Ahmadiyah, karena pada umunya pengikut Ahmadiyah dari kalangan menengah ke bawah. (lihat tulisan berjudul Menista Istilah Poligami Demi Menutupi Kejahatan Ahmadiyah, di nahimunkar.com edisi April 24, 2008 1:31 am)
MUI Blitar dikhabarkan menemukan bukti-bukti sesatnya Aliran Dunung Urip yang mengajarkan agar pengikutnya membayar Rp4 juta kepada pemimpinnya, Suliyani, untuk dapat masuk surga. Lebih lengkapnya bisa disimak berita ini:
MUI Temukan Bukti Baru Ajaran Masuk Surga
Kamis, 26 Februari 2009 – 16:35 wib
BLITAR – Dogma lima perkara yang diajarkan Suliyani (62) pimpinan “aliran masuk surga”, dipastikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Kabupaten Blitar, Jawa Timur, bertentangan dengan rukun Islam, khususnya yang kedua, yakni salat. Penemuan ini merupakan bukti baru setelah setiap pengikut diwajibkan bersedekah Rp4 juta untuk bisa “mendapatkan” surga.
Dalam dogmanya, Suliyani yang warga Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar itu mengajarkan bahwa salat tidak perlu dengan gerakan. Bagi mereka (Suliyani dan pengikutnya), ibadah salat cukup dengan melakukan perenungan dalam hati.
Menurut Seketaris MUI Kabupaten Blitar Ahmad Su’udi, bukti tersebut cukup kuat untuk menilai jika Suliyani telah mengajarkan paham yang menyimpang dari syariat Islam. Bahkan yang mencengangkan, dalam memberi wejangan murid-muridnya, kata Su’udi, Suliyani kerap menandaskan, jika Kitab Suci Alquran yang ada saat ini, ditulis tangan-tangan manusia yang masih diliputi nafsu.
Suliyani juga mengkritisi Nabi Muhammad sebagai sosok yang tidak mampu menyelamatkan umat manusia pada akhir zaman. Karena Muhammad masih memiliki nafsu duniawi. Contohnya masih melakukan perang dalam menyebarkan agama. “Ini semua merupakan data penyimpangan yang dilakukan pak Suliyani, selain setiap pengikutnya diwajibkan bersedekah Rp4 juta untuk mendapatkan ketentraman jiwa,” papar Su’udi.
Su’udi mengaku baru 50 persen data penyimpangan “aliran masuk surga” asuhan Suliyani yang terkumpulkan. Kendati demikian, pihaknya belum bisa melakukan langkah tegas apapun sebelum seluruh data terkumpul. Rencananya, MUI akan kembali menggelar rapat pleno dengan melibatkan 22 ulama di Kabupaten Blitar. Kendati demikian secara resmi Su’udi mengaku belum bertemu Suliyani. MUI sengaja tidak mendatangi rumah Suliyani. “Karena kalau kita datang ke rumahnya sama saja kita mengikuti kemauannya. Kita sudah mengundang ke MUI dan pak Suliyani tidak mau datang. Kecuali kalau ada pihak yang menjembatani pertemuan kita siap ketemu,” paparnya.
Terkait penilaian aparat hukum tentang aliran Suliyani hanya semacam kelompok pengamal kebatinan dan perdukunan, Su’udi menghargai semua itu. Namun kendati demikian MUI tetap bersikukuh jika ajaran Suliyani menyimpang dari agama Islam. Sementara itu setelah memanggil Suliyani ke Kantor Kejaksaan Negeri Blitar, jaksa menyimpulkan kegiatan Suliyani bukan sekte atau aliran keyakinan yang diduga menyesatkan. Kepala Seksi Intelijen Kejari Blitar Moh Riza mengatakan, Suliyani hanyalah sesosok dukun yang melakukan praktek perdukunan. “Dari keterangan yang disampaikan kepada kami, bisa ditarik keseimpulan jika pak Suliyani hanya dukun saja. Namun kami menyerahkan hal ini kepada MUI,” ujarnya.
Seperti diberitakan, MUI menemukan sekelompok aliran di Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar pimpinan Suliyani warga setempat. Dari ajaran yang disampaikan kepada para pengikutnya, aliran yang kemudian dikenal sebagai aliran masuk surga itu dinilai MUI menyimpang. Salah satunya untuk mendapatkan surga seorang pengikut diwajibkan membayar Rp4 juta. *(Solichan Arif/Sindo/mbs)* (okezone)
Nabi Adam Dari Aceh
Di kawasan yang dijuluki ‘Serambi Mekah’ (NAD), seorang lelaki (berinisial RZ) yang saat itu (2008) berusia 45 tahun, mengaku dirinya sebagai Nabi Adam. Selain mengaku sebagai Nabi Adam, lelaki itu juga mengaku memiliki ilmu silat yang dapat membahayakan orang-orang yang dianggap memusuhinya.
Selama ini RZ dikenal sebagai Imam Meunasah. Setelah rumahnya digrebek aparat pada saat berlangsungnya Daerah Operasi Militer (DOM), jiwanya tertekan bahkan dikatakan gila oleh orang-orang di sekitarnya. Maka sejak itulah ia mengaku-aku sebagai Nabi Adam. Pihak keluarga RZ pun sudah berinisiatif membawa RZ berobat ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh.
Menurut Rahman, salah satu kerabat RZ kepada pers pada hari Kamis tanggal 17 Juli 2008, etiap hari RZ selalu bersikap waspada terhadap orang-orang di sekelilingnya. “Dia punya sedikit ilmu halus, dan sepertinya menyadari ancaman kalau dirinya akan ditangkap…”
Ajaran Al-Qur’an Hijau
Dari Sumatera Utara, sekitar awal Desember 2007, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat, Prof Dr Abdullah Syah, MA meminta masyarakat di daerah itu agar mewaspadai ajaran Al-Qur’an Hijau karena sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut Abdullah, di dalam ajaran Islam tidak mengenal istilah Al-Qur’an Hijau, apalagi membawa ajaran yang bertentangan dengan umat Islam.
Sebelumnya, ajaran Al-Qur’an Hijau ini telah lebih dulu berkembang di Pulau Jawa, antara lain di Kediri. Ajaran ini tidak mengakui adanya hadist dan mengganti ucapan Assalamu’alaikum dengan Salamualaikum. Selain itu, setiap pengikut ajaran itu harus dibaiat atau mitsaq dengan cara melakukan ritual mandi air kembang. Kepada setiap pengikutnya diberikan julukan Abi (bagi laiki-laki) sedangkan bagi perempuan diberi julukan Umi. Para Abi dan Umi ini, saat itu gencar mempengaruhi kalangan mahasiswa agar ikut bergabung.
Di tahun 2007, selain berhasil diungkap keberadaan aliran sesat bernama Al-Qur’an Hijau, juga berhasil diungkap aliran sesat berjudul Al-Qur’an Suci dan Al-Qiyadah Al-Islamiyah.
Al-Qur’an Suci
Aliran Al-Qur’an Suci berhasil diungkap setelah sebelumnya orangtua Achriyanie Yulvie (saat itu berusia 19 tahun), melakukan pencarian terhadap anak gadis mereka setelah sekian lama menghilang tanpa jejak, sejak 9 September 2007. Mahasiswi D-III Politeknik Pajajaran Insan Cinta Bangsa Bandung ini merupakan anak dari pasangan Suprapto-Tati, warga Perumnas Bumi Teluk Jambe Blok T Nomor 536 RT 06/11, Karawang. Yulvie hanyalah salah satu saja dari sejumlah korban lain yang keberadaannya masih diselimuti misteri.
Modus operandi Pengajian Al-Qur’an Suci ini, mirip gerakan NII yang beberapa tahun lalu marak di kampus-kampus ternama. Begitu juga dengan adanya keharusan hijrah dan membayar sejumlah uang sebagai uang hijrah, sebagaimana terjadi pada diri Dwi Ariyani (20) yang membayar biaya hijrah sebesar Rp 400.000 (empat ratus ribu rupiah). Sejak itu, Dwi Ariyani menghilang tanpa jejak.
Sejumlah orang yang pernah terperosok ke dalam kesesatan NII, ketika ditanya soal aliran sesat ini, mereka dengan yakin mengatakan bahwa Pengajian Al-Qur’an Suci adalah NII juga, cuma beda nama untuk menyamarkan jatidiri sebenarnya, karena masyarakat sudah semakin sadar dengan keberadaan NII yang sesat dan menyesatkan.
Al-Qiyadah Al-Islamiyah
Yang juga berbau NII adalah aliran sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah, pimpinan Ahmad Mushaddeq alias Haji Salam (Abdussalam). Ahmad Mushaddeq mengaku sebagai rasul sejak 23 Juli 2006, setelah dia bertapa di Gunung Bunder, Bogor, selama 40 hari 40 malam. Dia juga mengajarkan syahadat berbunyi “Asyahadu An La Ilaha ‘Ala Allah, Wa Asyahadu Anna Masih Al Maw’ud Rasul Allah” (Saya Bersaksi bahwa Tiada Tuhan kepada Allah dan Saya Bersaksi bahwa Masih Al-Maw’ud sebagai Rasul Allah).
Al-Qiyadah Al-Islamiyah bermarkas di jalan Haji Kahfi, RT 06 RW 07 No 37 Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pengikut Al-Qiyadah Al-Islamiyah mencapai 41 ribu orang di sembilan wilayah di Indonesia, antara lain, Jakarta, Lampung, Makassar. Kebanyakan dari pengikutnya adalah pelajar dan mahasiswa, sekitar 60 persen
Al-Qiyadah mengajarkan, bahwa kiamat bukan kehancuran melainkan kebangkitan; Nabi Muhammad saw bukan nabi terakhir melainkan nabi penggenap ajaran Isa Al-Masih, sehingga masih akan ada rosul berikutnya yang menggenapi ajaran Nabi Muhammad saw. Dalam pengertian Al Qiyadah Al Islamiyah, nabi/rosul penerus itu adalah Al-Masih Al-Maw’ud yang sekarang ada di Jakarta.
Menurut Al-Qiyadah, ajaran dari Kristen ataupun Islam itu tidak salah, keduanya merupakan penyempurnaan dari ajaran sebelumnya yang diwariskan Musa melalui Kitab Taurat-Zabur. Pengertian itu membawa kepada prinsip bahwa saat ini merupakan masa Makiyah dan bukan masa Madaniah, sehingga ajaran untuk sholat lima waktu, ajaran untuk berpuasa, ajaran untuk naik haji, ajaran untuk menghormati orangtua, hingga ajaran untuk menyebut Nabi Muhammad saw sebagai nabi ke-25 atau nabi terakhir, belum waktunya dilakukan. Al-Qiyadah juga mengajarkan, tugas orangtua kepada anak selesai setelah ibu melahirkan anaknya.
Sekilas wajah Ahmad Moshaddeq memang mirip Toto Salam alias Syaikh AS Panji Gumilang pimpinan Ma’had Al-Zaytun yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat. Apalagi, nama asli keduanya juga hampir mirip. Ahmad Moshaddeq bernama asli Abdussalam, sedangan Toto bernama asli Abdul Salam. Kisaran usia keduanya juga berada pada angka 60 tahunan. Ahmad Moshaddeq sang rasul palsu kelahiran Jakarta 65 tahun lalu, ia putra betawi asli. Sedangkan Toto kelahiran Gresik 27 Juli 1946.
Bila Toto Salam adalah lulusan IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan aktif di dalam pergerakan Islam, sementara itu Ahmad Moshaddeq mengabdikan sebagian besar hidupnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS), yaitu di lingkungan pemprov DKI Jakarta, khususnya sebagai pelatih olahraga di PBSI selama lebih dari 20 tahun sejak 1971 hingga 1992.
Meski PNS, Ahmad Moshaddeq pernah bersentuhan dengan gerakan NII KW-9 yang antara lain pernah dipimpin oleh Toto Salam. Bahkan menurut catatan, Ahmad Moshaddeq pernah bersentuhan dengan Nurdin Yahya, salah satu tokoh NII KW-9 yang getol memasukkan paham sesat Lembaga Kerasulan dan paham Isa Bugis ke dalam institusi NII (khususnya NII KW-9).
Salah satu paham Lembaga Kerasulan yang menonjol adalah bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul dan Nabi penutup, namun tugas kerasulan tidak pernah berakhir, sehingga memerlukan sebuah lembaga kerasulan dalam rangka meneruskan tugas rasul.
Sedangkan Ahmad Moshaddeq berpaham, bahwa kerasulan Muhammad SAW sudah berakhir, dan dia merasa mendapat wahyu untuk menjadi rasul yang menggantikan Nabi Muhammad SAW. Karena kerasulan Muhammad SAW sudah berakhir, maka hadits-hadits yang selama ini menjadi dasar hukum, tidak berlaku.
Paham yang dianut Ahmad Moshaddeq nampaknya ada kemiripan dengan beberapa aliran dan paham sesat yang sudah ada sebelumnya, yaitu Ahmadiyah Qadian, Lembaga Kerasulan, Inkarussunnah, dan tentu saja NII.
Lembaga Kerasulan
Aliran sesat ini berfaham bahwa Rasul itu diutus sampai hari kiamat, dan Rasul itu person (individu), oleh karena itu sebagai person harus ditunjang oleh lembaga yang mengatur segala urusan serta persoalan terkait. Mereka mengibaratkan Rasul dengan seorang Menteri yang didukung oleh sebuah Departemen berikut seperangkat aparatnya. Maka, meski Menterinya sering berganti namun Departemennya tetap eksis dan berproses. Sehingga, bila sang Menteri meningal dunia, mengundurkan diri atau diganti, pasti ada Menteri baru yang akan menggantinya.
Bila menteri saja ada departemennya, maka untuk Rasul harus ada semacam Departemen atau Lembaganya. Begitulah pendapat mereka. Maka, mereka pun mendirikan gerakan Lembaga Kerasulan. Mereka berpendapat, bila seorang Rasul meninggal harus ada Rasul baru untuk mengatur lembaga tersebut. Rasul baru tersebut adalah imam mereka.
Maka mereka pun berkeyakinan bahwa taat kepada imam mereka, sama dengan taat kepada Rasul. Bila tidak taat kepada imam, selain dikategorikan berdosa juga dianggap telah melakukan perbuatan durhaka besar. Gerakan ini bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia versi mereka. Tokohnya, salah satunya adalah Aceng Syaifudin.
Selain berpaham bahwa Rasul tetap diutus sampai hari kiamat, dan mewajibkan berbai’at serta taat kepada imam, aliran sesat ini juga berpaham, bahwa dosa bisa ditebus dengan memberikan sejumlah uang kepada imam, dan besar kecilnya uang tebusan tersebut tergantung kepada besar kecilnya dosa yang telah dilakukan, serta yang berhak menentukan uang tebusan itu hanyalah sang imam.
Sebagaimana aliran sesat lainnya, mereka juga memposisikan orang-orang di luar kelompok mereka adalah kaum kafirin. Sehingga, bila ada jamaah mereka yang hendak menikah, maka pernikahan itu harus dilaksanakan di hadapan imam mereka, akad nikah juga dilakukan oleh imam mereka, dan orangtua tidak perlu diberitahu.
Mereka juga menerapkan periodeisasi yaitu periode Makkah dan Madinah. Menurut mereka, saat ini masih berada dalam periode Makkah, sehingga belum wajib shalat, shaum di bulan Ramadhan dan haji, serta belum diharamkan minuman yang memabukkan seperti khamar dan lain-lainnya.
Salah satu doktrin yang sama-sama diterapkan aliran sesat lainnya, adalah aktivitas mengaji (menuntut ilmu Islam) harus berguru kepada imam mereka saja, tidak boleh kepada ulama lainnya. Mereka juga menanamkan sikap selektif di dalam menerima terhadap kehadiran orang lain.

Inkar Sunnah
Paham sesat Inkar Sunnah yang muncul di Indonesia sekitar tahun 1980-an, pada intinya tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah SAW, dan menurut mereka hadits itu bikinan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam. Menurut mereka, dasar hukum dalam Islam hanya Al-Qur’an saja.
Yang juga membedakan, adalah syahadat mereka yang berbeda dengan kita, yaitu Isyhadu bianna muslimin saja. Shalat mereka juga bermacam-macam, ada yang shalatnya dua rakaat-dua rakaat dan ada yang hanya eling saja.
Sedangkan ibadah shaum (puasa), hanya wajib dijalankan oleh orang yang melihat bulan saja, kalau seorang saja yang melihat bulan maka dialah yang wajib puasa. Mereka berpendapat demikian sesuai ayat faman syahida minkumusy syahro fal yashumhu.
Ibadah Haji boleh dilakukan pada empat bulan haram, yaitu Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah. Menurut mereka, pakaian ihram adalah pakian orang Arab yang membikin repot. Oleh sebab itu waktu mengerjakan haji mereka berpendapat boleh memakai celana panjang dan baju biasa serta memakai jas dan dasi.
Hampir mirip dengan Al-Qiyadah Al-Islamiyah dan Ahmadiyah, paham sesat ini juga berpendapat bahwa Rasul tetap diutus sampai hari kiamat. Selain itu, mereka berpendapat, Nabi Muhammad tidak berhak untuk menjelaskan tentang ajaran Al-Qur’an (kandungan isi Al-Qur’an). Mereka juga tidak mewajibkan shalat jenazah, dengan alasan tidak ada perintah Al-Qur’an untuk itu.
Mereka menamakan pengajian mereka dengan sebutan Kelompok Pengikut Al-Qur’an atau Kelompok Qur’ani. Salah satu tokoh Inkar Sunnah adalah Haji Abdurrahman, yang bertempat tinggal di Pedurenan, Kuningan, Jakarta Selatan. Salah satu masjid yang pernah berhasil dikuasainya adalah masjid As-Syifa di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. RSCM adalah rumah sakit terbesar dan rumah sakit pusat di Indonesia. Rumah sakit tersebut merupakan tempat praktek mahasiswa dari fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Tokoh lainnya adalah Haji Sanwani, yang berhasil menguasai masjid Al-Burhan di kawasan Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Ciri-ciri kesesatannya, antara lain tidak mau mengumandangkan adzan dan qomat pada saat masuknya shalat. Tata cara shalatnya pun persis seperti yang diajarkan oleh H. Abdurrahman di masjid RSCM.
Abdurrrahman dan Sanwani sama-sama mengajarkan tidak perlu menjalankan ibadah shaum (puasa) pada bulan Ramadhan kecuali bagi mereka yang langsung melihat bulan, berdasarkan pemahaman mereka terhadap Surat Al-Baqarah (2) ayat 185: “Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.”
Menurut pemahaman mereka, yang wajib berpuasa hanyalah orang yang melihat bulan saja (kemunculan bulan baru, yang menunjukkan awal Ramadhan), sedangkan bagi yang tidak melihat bulan tidak wajib berpuasa. Akhirnya pengikut Abdurrahman dan Sanwani ini tidak ada yang menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadhan, karena mereka tidak melihat bulan.
Tokoh lainnya adalah Lukman Saad. Pria asal Padang Panjang (Sumatera Barat) ini adalah lulusan IAIN Yogyakarta (sampai tingkat Sajana Muda). Sehari-hari Lukman adalah seorang Direktur sebuah perusahaan penerbitan (PT Ghalia). Lukman berperan mencetak buku-buku yang berisi ajaran sesat Ingkar Sunnah.
Lukman Saad kerap berhubungan dengan Ir. Irham Sutarto, Ketua Serikat Buruh PT Unilever Indonesia yang kala itu berkantor di kawasan Cibubur, Jawa Barat. Irham Sutarto adalah tokoh Ingkar Sunnah yang pertama menulis buku berisi ajaran Ingkar Sunnah dengan tulisan tangan.
Tokoh Ingkar Sunnah lainya adalah Marinus Taka, pria keturunan Indo Jerman yang saat itu tinggal di jalan Sambas 4 No.54 Depok Lama, Jawa Barat. Marinus Taka mengaku dirinya bisa membaca Al-Qur’an tanpa belajar lebih dahulu. Dia mengajarkan faham sesat ini di mana-mana di Jakarta termasuk karyawan kantor yang bermarkas di gedung bertingkat.
Kenapa berbagai aliran sesat bermunculan?
Kenapa aliran-aliran sesat itu bermunculan dan mirip-mirip dengan aliran-aliran sesat yang sudah ada?
Masalah kenapa di Indonesia bermunculan aliran sesat, sering dipertanyakan orang di mana-mana. Bukan hanya orang dari dalam negeri saja yang sering mempertanyakan masalah itu.
Seharusnya yang perlu menjawab dan lebih tahu jawabannya itu adalah pihak-pihak yang berwewenang. Hanya saja selama ini belum terdengar adanya keterangan yang jelas dari mereka.
Agar ada sedikit gambaran, karena memang kenyataannya aliran sesat bermunculan, maka untuk menjawab pertanyaan itu perlu ditengok, bagaimana sikap para petinggi negeri ini terhadap aliran-aliran sesat yang sudah nyata-nyata sesat dan telah diprotes atau difatwakan atau dinyatakan dengan rekomendasi tentang sesatnya oleh MUI dan lainnya: di antaranya aliran sesat Ahmadiyah, LDII, Syi’ah, NII KW IX dan sebagainya.
Factor lain lagi, kadang aliran sesat di Indonesia ini pemimpin dan kerajaannya justru menjadi istana raja diraja. Lihat saja pusat aliran sesat NII KW IX di Indramayu. Jawa Barat. Entah berapa petinggi negeri ini yang sudah munduk-munduk sowan (merunduk-runduk hadir) ke sana. Bahkan ngrampek-ngrampek (mendekat-dekat dengan penuh harap) untuk minta dukungan, dengan mengadakan TPS (tempat pemungutan suara) khusus segala dalam pemilu yang lalu.
Apakah itu bukan berarti menyuburkan aliran sesat bahkan menjunjungnya?
Di samping para pejabat tinggi banyak yang sowan ke istana aliran sesat, masih pula para petinggi aliran sesat sering tidak dijamah oleh hukum, entah apa sebabnya. Itu LDII yang telah dikhabarkan menipu hampir 11 triliun rupiah, tidak pernah ada khabar bahwa mereka diseret ke pengadilan. (lihat buku HMC Shodiq, Akar Kesesatan LDII dan Penipuan Triliunan Rupiah, LPPI, Jakarta, cetakan kedua, Oktober 2004). Padahal saat ini banyak pejabat setelah menduduki jabatan kemudian diseret ke pengadilan dan akhirnya masuk ke penjara. Sampai-sampai menteri agama saja ada yang masih di dalam penjara sekarang ini dalam kasus sebagaimana yang lain-lainnya yakni korupsi. Lha kalau jadi pemimpin aliran sesat, entah itu bisa memeras, bahkan menipu mentah-mentah, ternyata dibiarkan lenggang kangkung (berjalan santai) tidak diusik-usik. Sebaliknya, justru para pemimpin aliran sesat itu disowani dengan munduk-munduk oleh pejabat tinggi negeri ini, masih pula dimintai restunya. Apakah itu tidak menggiurkan untuk pertumbuhan aliran sesat?
Dalam wacana perpolitikan, apakah lakon seperti itu termasuk tingkah politisi busuk yang diharapkan agar tidak dipilih lagi atau bukan, wallahu a’lam.

NAU'UDZUBILLAH

DUH BOCAH KELAS IV SD SUDAH MEMPERKOSA
MN (13), bocah yang masih duduk di kelas IV Sekolah Dasar (SD) 1 Birobuli, Kecamatan Palu Selatan, terpaksa diamankan aparat Reskrim Polres Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). MN diduga melakukan perbuatan mesum dengan seorang siswi kelas I SD.

MN ditangkap warga setempat ketika sedang melampiaskan nafsu bejatnya terhadap korban Rn (7), siswi SD lainnya, di sebuah rumah kosong dekat sungai di Jalan Anoa.

Berdasarkan informasi, Jumat (23/1), warga memergoki MN dan korban sekitar pukul 10:00 Wita dalam keadaan setengah telanjang. Namun, MN berhasil melarikan diri sebelum kemudian berhasil ditangkap di sebuah kamar kos milik temannya, dekat dengan tempat kejadian perkara.

Atas kejadian itu, korban yang ditemani ibunya kemudian mendatangi Mapolres setempat guna melaporkan kasus asusila tersebut.

Saat ditanya wartawan seusai mendampingi anaknya untuk memberikan keterangan kepada polisi, ibu korban yang masih dirahasiakan namanya itu membatasi diri berkomentar.

“Maaf, saya masih kaget dengan kejadian ini, kasihan anak saya, dia masih sangat kecil, tapi harus mengalami hal nasib seperti ini,” tuturnya Jumat (23/1).

Sementara itu, sebuah sumber di Polres Palu mengatakan, sesuai hasil visum yang dilakukan pihak RSU Bhayangkara setempat, pada bagian kemaluan korban Rn ditemukan luka akibat gesekan benda tumpul.

MN yang warga Jalan Anoa, Palu, hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan tim penyidik Reskrim Polres setempat.

Sementara itu, sejumlah warga yang bermukim di dekat tempat tinggal pelaku mengatakan bahwa MN terkenal sebagai anak nakal di lingkungan mereka.

“Saking nakalnya, dia yang sudah berusia 13 tahun, tapi sampai saat ini masih duduk di bangku kelas IV SD,” kata seorang pemuda setempat yang menolak disebutkan namanya.

Kasat Reskrim Polresta Palu AKP Stefanus MT SIK, yang dikonfirmasi per telepon, membenarkan adanya kasus asusila yang melibatkan pelaku dan korban yang masih di bawah umur tersebut.

“Pihak kami masih memeriksa pelaku MN dan mengumpulkan barang bukti terkait penyidikan kasus ini,” kata dia.

Silahkan tulis pendapat/komentar Sampeyan mengenai tulisan di atas...

TES KEPERAWANAN OLEH GURU AGAMA DENGAN JIMAT

Dunia pendidikan kembali tercoreng. Delapan wali murid siswa kelas III SMPN 6 Pamekasan, Selasa (27/1), memprotes tindakan Thalib, guru pendidikan agama, yang dinilai mengarah pada pelecehan seksual terhadap muridnya.

Tindakan tak senonoh itu dilakukan Thalib dengan cara memanggil satu demi satu siswi ke ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) untuk dites keperawanannya dengan menggunakan jimat.
Kedatangan wali murid ke sekolah itu membuat kaget Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 6 Budi Trianto. “Kami ke sini ingin bertemu Pak Thalib, tolong hadirkan segera,” kata Hasim, salah seorang wali murid dengan nada tinggi.
Menurut pengakuan sejumlah wali murid, anak-anak mereka belakangan ini terlihat sedih. Mereka mengaku takut kala bertemu Thalib, setelah dipanggil dan ditanya status keperawanannya.
Sebagai guru agama, tindakan itu tidak pantas dilakukan kepada anak didiknya, apalagi tindakannya mengarah pada pelecehan seksual. Persoalan perawan atau tidak bukan urusan guru, apalagi anak-anak mereka masih perawan.
Mendengar cerita wali murid, Budi Trianto hanya terdiam. Ia pun menyuruh guru lain memanggil Thalib. Saat menemui wali murid, Thalib membantah tudingan melakukan pelecehan seksual dengan jimat kepada muridnya.
“Semua itu tidak benar. Saya hanya menanyakan secara baik-baik kepada anak-anak. Tidak ada maksud tertentu, kecuali saya ingin memperbaiki akhlak anak-anak. Itu saja tujuan saya,” kilah Thalib.
Kemudian, delapan siswi yang diduga menjadi korban percobaan pelecehan seksual dipertemukan dengan Thalib. Salah seorang siswi, sebut saja Bunga (nama samaran), mengungkapkan, beberapa waktu lalu ia dipanggil Thalib ke ruang UKS dan ditanyai apakah sudah pacaran atau belum dan apa pernah berhubungan badan dengan laki-laki.
Merasa dirinya tidak pernah berhubungan badan dengan laki-laki, siswi itu menjawab dirinya masih perawan. Namun, Thalib tidak percaya dan mengeluarkan sebuah benda persegi empat yang diakui sebagai jimat, alat untuk mengetes keperawanan seseorang.
“Saat itu saya disuruh memegang jimat itu. Lalu, kaki kanan Pak Thalib beberapa kali disentuhkan ke paha saya. Apa maksud dari semua itu, saya tidak mengerti. Sejak kejadian itu, saya jadi takut pada Pak Thalib,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Melati (nama samaran), siswi lainnya. Pertanyaan yang diajukan kepada Melati sama seperti kepada siswi lainnya. Hanya, Melati pernah ditawari Thalib diajak berhubungan badan, tetapi dengan halus Melati menolaknya.
“Azimat-nya itu ditempelkan ke perut kanan saya. Karena saya betul-betul masih perawan, saya tidak takut dites,” kata Melati, yang juga diakui siswi lainnya.
Seusai mendengarkan pengakuan beberapa siswinya, Thalib mengakui jika dirinya pernah memanggil sejumlah siswinya ke ruang UKS. Pemanggilan itu semata-mata ingin mendidik siswinya agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
Thalib juga mengaku, ajakan berhubungan badan dengan siswinya sekadar bergurau saja. Sebagai guru agama, yang sudah memiliki tiga anak, tidak mungkin melakukan tindakan amoral dengan anak didik sendiri.
Namun, sewaktu didesak wali murid untuk mengeluarkan jimatnya, Thalib menolak dengan alasan tidak memiliki jimat. Karena penjelasan Thalib dianggap tidak memuaskan, wali murid sepakat melaporkan kasus itu ke polisi. “Kami sepakat menyelesaikan kasus ini lewat jalur hukum saja,” papar salah seorang wali murid.
Sementara itu, Kasek SMPN 6 Budi Trianto saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih belum menentukan langkah terkait laporan wali murid. “Sekarang kami mau rapat dulu membahas masalah ini. Kami harap persoalan ini tidak usah dibawa ke polisi, tetapi secara kekeluargaan,” ujarnya.
Sembilan siswi SMA Yadika I Tanjung Duren, Jakarta Barat, yang berpakaian ketat digerayangi oleh KA, wakil kepala sekolah, di depan para siswa lainnya.

WOW…GURU SMA MEREMAS 9 SISWINYA


"Pelecehan ini dilakukan KA di depan pelajar lain. Secara sengaja, dia meremas pantat dan pinggul para siswi yang melanggar ketertiban pakaian. Bahkan, dia juga terang-terangan mencium salah seorang pelajar," kata Rn, orangtua salah satu siswi korban pelecehan, Rabu (21/1).

Pihak Yayasan Abdi Karya (Yadika) yang menaungi SMA Yadika I Tanjung Duren telah mengambil tindakan. Wakil Kepala Bidang Pendidikan Yadika Himsar Nababan mengatakan, KA telah dinonaktifkan. "Dia mengaku khilaf. Tapi, yang bersangkutan juga mengaku bahwa dia tidak meremas-remas maupun mencium para siswi. Itu cuma tersentuh," katanya kepada Warta Kota kemarin.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, pelecehan ini terjadi di lingkungan SMA Yadika I, Tanjung duren. Kasus ini berawal dari razia pakaian siswa yang dipimpin KA sekitar pekan lalu.

Aturan berpakaian di sekolah ini antara lain adalah dilarang memakai sepatu selain warna hitam, kemeja ketat, dan rok di atas lutut. Saat razia tersebut, KA mendapati sembilan siswi dan beberapa siswa yang melanggar aturan berpakaian.

Mereka pun dikumpulkan di lapangan dan diberi teguran oleh KA, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, yang juga guru pendidikan kewarganegaraan. "Saat menegur para siswi yang menggunakan rok di atas lutut, KA memegang-megang pinggul dan meremas pantat para siswi tersebut," ujar Rn.

Bahkan, beberapa siswi kena jewer. "Saat menjewer salah satu siswi, dia menjewer sambil mencium siswi itu," imbuhnya. Rn juga mengatakan, "Kami menuntut agar dia dikeluarkan dari sekolah.Orang seperti itu tidak patut dipertahankan di sekolah ini. Bahkan dia juga tidak patut menjadi pendidik."

Para siswa SMA Yadika I yang marah karena perbuatan KA menyusun rencana unjuk rasa. Namun, sebelum demonstrasi itu digelar, pihak sekolah meredamnya. Pihak sekolah juga memeriksa KA dan menonaktifkannya. "Ini keputusan sementara, kami masih melakukan pemeriksaan. Jika sudah ada kesimpulan akhir, kami akan memberikan keputusan yang tetap," kata Himsar.

Himsar mengatakan, keputusan tidak bisa diambil secara gegabah. "Kami harus hati-hati sebab menyangkut nasib dan masa depan seseorang. Kami harus mengonfrontasi keterangan demi keterangan sampai menemukan fakta yang sebenarnya," katanya.

Sementara itu, Kepala SMA Yadika I Tanjung Duren Jerri Hutabarat mengatakan, pihak sekolah akan mengumpulkan orangtua para siswi yang menjadi korban pelecehan KA. "Kami mohon maaf atas peristiwa ini. Kami akan memperbaikinya, " katanya, kemarin.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestro Jakarta Barat AKP Sri Lestari mengatakan, pihaknya belum menerima laporan kasus pelecehan di SMA di Tanjung Duren. Sri mengatakan, polisi tidak bisa bertindak jika para korban pelecehan tersebut tidak melapor.

AYAH TIRI MEMPERKOSA ANAK

MARTAPURA, KOMPAS.com - Lengkap sudah penderitaan Bunga (bukan nama sebenarnya). Gadis berusia 16 tahun itu digauli ayah tirinya hingga berpuluh-puluh kali.

Perbuatan bejat itu dilakukan Salman alias Farizy terhadap Bunga sejak Kamis (1/1) sekitar pukul 12.00 Wita di rumahnya di Jalan Negara Dipa Desa Sungai Dikum, Kelurahan Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten HSU.

Pria berusia 68 tahun itu selalu mengancam bila ingin melakukan hubungan badan. Dia akan menyiram cuka getah ke wajah Bunga, jika tidak mau melayani nafsu syahwat Salman. Setelah digauli, Salman juga selalu memaksa Bunga minum Pil KB agar tidak hamil.

Anak bungsu Salman, Ham dan ibu kandung Bunga sempat memergoki Salman saat tengah melakukan aksinya di atas ranjang di dalam kelambu pada Kamis lalu.

"Seingat saya, sudah 10 kali ayah menggauli saya. Tiap kali melakukan, selalu disertai ancaman. Saya takut memberitahu masalah itu kepada ibu," ungkap Bunga saat diperiksa Penyidik Polres HSU.

Bunga juga menceritakan, dia sering dipukul ayah tirinya yang mantan residivis pembunuhan pada 1974 lalu. Salman sering memukul dengan kayu, besi atau benda keras lain.

Selain memukul badan, gadis berjilbab itu juga kerap dipukul di bagian wajah dan kepala dengan tangan kosong hingga berulang-ulang. "Saya dipaksa dan diancam. Kalau menolak melayani, wajah saya akan disiram cuka getah," katanya.

Pada Kamis malam, ibu kandung Bunga sempat memergoki perbuatan bejat Salman. Saat itu ibunya tidak berbuat apa-apa karena takut dibunuh. Bahkan nenek dan adiknya juga pernah memergoki Salman saat sedang meniduri Bunga.

Tak terima dengan perbuatan suaminya, ibu Bunga melaporkan kasus pemerkosaan itu ke Polres HSU. Mengetahui dilaporkan ke polisi, Salman kabur dari rumah. Namun Salman berhasil ditangkap polisi di Desa Kampung Melayu Ilir Martapura, Banjar.

Kapolres HSU AKBP Hermanto Kurnia, melalui Kasat Reskrim AKP Joko Mulyono dikonfirmasi, Jumat sore membenarkan pelaku sudah ditangkap. Dalam pemeriksaan, Salman mengakui semua perbuatannya. "Tersangka kita jerat dengan Pasal 285 KUHP tentang Pemerkosaan," tegas Joko

YA AMPUN...ANAK MEMERKOSA, AYAH IKUT BERGABUNG
Senin, 6 April 2009 | 07:40 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Seorang gadis, sebut saja M berusia 19 tahun, diperdaya dan dinodai tujuh pria, dua di antaranya adalah ayah dan anak.

Ketujuh pria tersebut sempat diperiksa di Polresta Bandung Barat, tetapi beberapa saat lalu digiring ke Mapolwiltabes Bandung untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

Dari hasil pemeriksaan diketahui, pelaku utama bernama Kiki (20) yang kos di kawasan Gempol, Cijerah. Peristiwa berawal pada Senin (2/4) saat Kiki yang berprofesi sebagai pengamen bertemu dengan M di kawasan Sukaluyu Bandung.

Singkat cerita, keduanya pun berkenalan. Kiki lantas membawa korban ke tempat kosnya. Di sanalah peristiwa itu terjadi.

Tuntas melakukan aksinya, Kiki lantas menawarkan M kepada temannya, Sandi (21), yang tinggal tak jauh dari tempat kosnya. Sandi tergoda, Kiki pun kembali menawarkan M kepada Yuski (20), Wahyu, Zaenal, Erik, dan Asep K.

Wahyu mengaku, ia hanya meraba-raba dan tak melakukan hubungan seksual. Sementara itu, belakangan diketahui, Zaenal ternyata tak lain adalah paman Erik, pelaku lainnya.

Namun, ternyata bukan cuma itu yang mengejutkan. Pelaku lainnya, Asep K (47), ternyata adalah ayah dari Sandi. Asep mengaku tak menyangka bahwa perempuan yang ia nodai sebelumnya ternyata juga mendapat perlakuan yang sama dari anaknya.

"Sore itu saya baru pulang. Di rumah sudah ada Kiki dan perempuan itu," kata Asep yang sudah sejak setahun lalu ditinggal istrinya yang bekerja di Arab Saudi. (dia)


EDAN, CALON PNS PERKOSA ANAK SD
Kamis, 28 Mei 2009 | 13:45 WIB


BANJARBARU, KOMPAS.com — Nasib Yayat Hidayat (26) di ujung tanduk. Tidak hanya terancam mendekam di balik jeruji besi selama bertahun-tahun, impiannya menjadi PNS pun tampaknya bakal sirna.

Yayat Hidayat diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun ini, setelah tujuh tahun berkarier menjadi tenaga honor. Bahkan, pria yang bertugas di kantor Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, itu sudah mengikuti prajabatan bulan lalu, dan tinggal menunggu SK dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banjarbaru.

Sayang, cita-cita menjadi PNS yang sebenarnya di genggaman tangan itu tampaknya bakal melayang. Pasalnya, dia terlibat aksi pencabulan anak di bawah umur. Korbannya berinisial Hn (13), yang juga korban perkosaan lima lelaki.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Banjarbaru, Wahyuddin MAP, mengakui, ada CPNS yang bertugas di Kecamatan Cempaka yang bernama Yayat Hidayat. Namun, pihaknya belum menerima laporan terkait keterlibatan kasus pencabulan itu.

"Dia memang tercatat sebagai CPNS di lingkungan Pemkot Banjarbaru. Tetapi soal terlibat kasus pencabulan, kami belum menerima laporan dari pimpinan yang bersangkutan," ujarnya.

Menindaklanjuti masalah tersebut, pria yang akrab disapa Ujud itu mengatakan, pihaknya akan konfirmasi masalah itu. Jika terbukti, pihaknya akan menyiapkan proses untuk sanksi administrasi. "Sanksi antara PNS dan CPNS berbeda. CPNS lebih rentan diberhentikan jika terbukti melakukan pelanggaran. Melanggar disiplin kategori sedang saja, bisa dibatalkan pengangkatannya, terlebih jika melakukan tindak pidana," ujar Ujud.

Ujud mengatakan akan menunggu proses peradilan. Jika terbukti, berapa pun vonisnya, pengangkatannya bakal dibatalkan. "Calon kepegawaiannya (capeg) otomatis kita berhentikan," ujar Ujud.

Terpisah, Camat Cempaka, Subeli, mengaku tidak mengetahui anak buahnya sedang diamankan di Mapolresta Banjarbaru. Dia mengaku terkejut dengan kabar penangkapan tersebut. "Saya tidak tahu ketidakhadirannya hari ini karena diamankan polisi. Sejak Senin lalu, dia absen tanpa keterangan. Terlibat kasus apa dia?" ujar Subeli balik bertanya.

Subeli akan menindaklanjuti masalah tersebut dengan mengecek ke kepolisian untuk mengetahui kebenaran yang terjadi. Soal penanganan kasus, dia menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Saat dikonfirmasi, Yayat hanya bisa pasrah. "Saya sangat menyesal. Saya sama sekali tak berniat mencabuli atau mengerayanginya," kata Yayat di sel Mapolresta Banjarbaru.

Dia mengatakan, saat kejadian, dia mengakui ikut minum minuman keras dengan beberapa tersangka lain. Saat itulah, datang Hn, Mn, dan tantenya, Amah. Waktu itu, Hn mengaku badannya gatal dan minta bajunya dibukakan. "Saya hanya membantu melepas bajunya. Cuma itu saja," katanya.

Seperti diberitakan, Hn (13), murid kelas V SD, diperkosa sejumlah lelaki. Bahkan, kejadiannya sebanyak dua kali di tempat yang sama, Rabu (13/5) malam dan Minggu (17/5) dini hari. Lima orang dijadikan tersangka, yaitu EY alias Eko Kodok (17), warga Landasan Ulin; Winarto alias Wito (31); dan Purindra (27), warga Intan Sari Banjarbaru RT 21; Eko Afransyah alias Eko Badak (23), warga Intan Sari Banjarbaru RT 20; Fj (17), warga Kompleks Wengga Palam. (ais/sar)

MENOLAK ML, ELIN DICEKIK LALU DIPERKOSA
Kamis, 14 Mei 2009 | 06:15 WIB
KOMPAS/RATIH P SUDARSONO

BOGOR, KOMPAS.com- Elin Tamaya (16) ternyata dicekik dahulu sebelum diperkosa dan akhirnya tewas. Pelakunya adalah Yadi Mulyad i (17) dan Muhtarudin alias Mumuh (17), teman bermain korban, yang kini sudah ditahan di Kepolisian Sektor Citeureup, Bogor.

Perkosaan dan pembunuhan itu terjadi di kamar kosong samping rumah tersangka Yadi di Kampung Sikateng , Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, pada Senin (11/5) siang. Bukan di rumah kosong di Perumahan Bukit Pelangi, Babakan Madang, seperti diberitakan sebelumnya.

"Di situ (kawasan Perumahan Bukit Pelangi) mereka hanya main-main sampai malam lalu pulang ke rumah Yadi," kata Kepala Polsek Citeureup Ajun Komisaris Yuni Pahyuniati, Rabu (13/5).

Yuni menambahkan, Yadi dan Mumuh dikenakan pasal 338 KUHP. Tersangka Yadi yang mencekik leher korban, sedangkan Mumuh memegangi kedua kaki korban. "Mereka melakukan hal itu karena korban menolak mereka setubuhi," kata Yani.

Seperti diberitakan, aparat Polsek Citeureup menangkap Yadi dan Mumuh di rumah mereka di Kampung Sikateng, Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Selasa (12/5) sore. Pagi harinya, sekitar pukul 05.00, warga menemukan jasad Elin Tamaya (16) di kebun singkong di pingir jalan Kampung Pasir Angin RT 4 RW 2, Desa Pasir Mukti, Kecamatan Citeureup, tidak jauh dari rumah korban.

Dua hari sebelumnya, Minggu sore, Elin dijemput Yadi dan Mumuh. Dengan motor sewaan mereka pergi ke Babakan Madang. Sebelumnya mereka membeli obat keras merek Deksron sebanyak 30 tablet di sebuah apotik di Citeureup.

Kepada polisi, Yadi mengaku membeli obat itu atas permintaan Elin. Masih menurut pengakuan itu, hanya Elin yang meminum obat keras tersebut semuanya. Akan tetapi pengakuan itu masih akan didalami lebih lanjut.

Sekitar pukul 19.00, mereka bertiga pulang ke rumah Yadi di Kampung Sikateng. Mereka bertemu dengan keluarga Yadi, yang tidak terlalu suka atas kedatangan mereka. Mm, ayah Yadi, lalu menyuruh anaknya untuk mengantar pulang Elin.

Namun, ketiga remaja itu tidak menuruti perintah ayah Yadi. Ketiganya malah kongko-kongko di jalan di kawasan Ciherang, Jonggol, Bogor. Mereka kembali lagi ke rumah Yadi sekitar pukul 23.00 karena hujan mulai turun. Sampai di rumah Yadi, semua anggota keluarga sudah tidur. Ketiganya lalu tidur di kamar kosong di samping rumah Yadi. Kamar tempat menyimpan peralatan kebun itu ada tempat tidur yang terbuat dari bambu.

Senin (12/5) sekitar pukul 07.00, Yadi dan Mumuh bangun tidur, lalu ke luar kamar bertemu dengan ayah dan kakaknya. Sedangkan Elin masih tidur-tiduran di amben kamar tersebut. Ayah Yadi lalu pergi ke kebun dan kakak Yadi pergi kerja. Ibu Yadi ada di kamar tidurnya, tidak keluar rumah, karena sedang sakit. Keluarga Yadi tidak tahu kalau Elin juga bermalam di kamar tidak terpakai itu.

Sekitar pukul 11.00, Yadi dan Mumuh kembali ke kamar di mana Elin masih tidur-tiduran, yang kemungkinan karena masih terpengaruh obat keras yang diminumnya. Yadi dan Mumuh yang tahu remaja putri ini pernah berhubungan badan dengan laki-laki lain, mengajak Elin untuk melakukan hal itu lagi. Elin menolak. Keduanya memaksa namun korban tetap menolak dan berontak saat dipaksa.

Kedua pelaku yang sudah kalap itu lalu menindih korban. Korban yang terus berontak dicekik oleh Yadi, sementara Mumuh memegangi kakinya. Setelah korban tidak berdaya, keduanya melucuti korban. Yadi dan Mumuh lalu memperkosa korban bergiliran.

Dalam keadaan tidak berdaya Elin ditinggalkan begitu saja setelah celananya kembali dipakaikan. Saat ditinggalkan, kata Yuni mengutip pengakuan Yadi dan Mumuh Elin masih bernafas. Ketika kembali ke kamar itu pukul 14.00, keduanya mendapati Elin sudah tidak bernyawa.

Keduanya lalu pergi lagi dan baru kembali lagi ke kamar setelah larut malam. Sekitar pukul 23.00 mereka lalu menggotong jasad Elin. Dengan motor sewaan mereka membawa dan membuang jasad Elin di Kampung Pasir Angin RT 4 RW 2, Desa Pasir Mukti, atau tidak seberapa jauh dari rumah korban. Keduanya membuang jasad Elin di situ dengan tujuan agar segera ditemukan keluarganya.

Ketika warga beramai-ramai menyaksikan polisi menangani jazad Elin, Yadi bahkan ikut menonton.

SEBELUM DIBUNUH ELIN SEMPAT ML
Rabu, 13 Mei 2009 | 05:46 WIB
KOMPAS/RATIH P SUDARSONO

BOGOR, KOMPAS.com- Tak sampai 24 jam, aparat Kepolisian Sektor Citeureup berhasil menangkap Mumuh (16) dan Yadi (17), yang diduga kuat sebagai pembunuh Elin Tamaya (16). Kedua tersangka ditangkap di rumah mereka di Kampung Sikateng, Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Selasa (12/5) sore.

Kepala Polsek Citeureup Ajun Komisaris Yani Pahyuniati, Selasa malam, menyatakan, kedua tersangka saat ini masih diperiksa. Keduanya mengaku membekap dan mencekik korban, setelah sama-sama menelan obat-obat keras berbahaya. Sebelum itu mereka sempat melakukan hubungan badan dengan korban.

Menurut Yuni, kedua tersangka pada Minggu malam sempat membawa korban ke rumah mereka di Kampung Sikateng. Kemudian mereka membawa korban ke rumah kosong di Perumahan Bukit Pelangi di Desa Jayanti, Kecamatan Babakan Madang, Bogor. "Kami sekarang bersiap-siap untuk meneliti TKP (tempat kejadian perkara) pembunuhannya di rumah kosong itu," katanya.

Jasad Elin Tamaya, siswa kelas II SMP, ditemukan warga di kebun singkong di pingir jalan Kampung Pasir Angin RT 4/RW 2, Desa Pasir Mukti, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Selasa pagi sekitar pukul 05.00 tadi. Saat ditemukan, korban berpakaian lengkap dan mulutnya mengeluarkan busa.

"Awalnya kami menduga remaja ini korban kelalaian orang lain sehingga dia tewas atau sesuai pasal 359 KUHP. Setelah mendapat laporan hasil autopsi jasat korban dari Bagian Forensik RS PMI Bogor, remaja ini korban pembunuhan atau sesuai pasal 338 KUHP," ungkap Yuni, usai mengurus administrasi autopsi jasat korban di Bagian Forensik RS PMI Bogor.

Berdasarkan hasil autopsi, pada jasad remaja warga Kampung Pasir Angin RT 03 RW 07 itu ditemukan tanda-tanda mati lemas akibat mulut dan hidung dibekap. Ada juga luka memar pada bibir dan leher serta luka terbuka pada jari-jari kaki kiri korban akibat kekerasan benda tumpul.

Tidak ada laporan tanda-tanda kekerasan seksual, walaupun ditemukan cairan sperma baru pada vagina korban. Sewaktu ditemukan, korban berbusana lengkap. "Hanya saja, sandal atau sepatu korban tidak ada. Telepon seluler korban tidak ada. Yang ada hanya tali untuk menggantung telepon seluler," tutur Yuni.

Ia menambahkan, korban diduga tewas delapan jam sebelum jasatnya ditemukan. "Lokasi pembunuhannya bukan di situ," katanya.

Seorang saksi, Iyan (Ketua RT setempat) kepada penyidik mengatakan, sempat melihat korban dijemput seorang laki-laki bermotor pada Minggu sekitar pukul 15.30.

Biasa tidak pulang

Lukman alias Pungut (40), ayah korban, menuturkan, Elin adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Minggu sore lalu, ketua RT dan beberapa orang yang sedang kerja bakti melihat Elin mondar-mandir di jalan sambil bertelepon. Setelah itu datang seorang laki-laki bermotor menjemputnya.

"Minggu sore Elin memang pamit ke ibunya, mau pergi ke rumah Atika, teman SMP-nya di Kampung Sikateng, Desa Tajur, Citeureup. Pamit juga ke kakaknya, Lisna (17), karena Elin pinjam sepatu sandalnya," ungkapnya.

Elin, lanjut Pungut, memang biasa main dan menginap di rumah Atika. Begitu juga sebaliknya, Atika kerap bermain dan menginap di rumah Elin. Sebab itu, ketika Elin tidak pulang sampai Senin malamnya, orangtua Elin tidak terlalu khawatir.

Tadi pagi istri Pungut mendapat kabar ada penemuan mayat di kebun singkong pinggir jalan. Katanya, wajahnya mirip dengan Elin. Setelah dilihat, ternyata benar dia adalah Elin.

GADIS SMP DI LAMPUNG DIJADIKAN BUDAK SEKS OLEH TEMAN SEKOLAHNYA

April 29, 2008 · & Komentar
LAMPUNG – Warga Kabupaten Lampung heboh. Sebuah klip pemerkosaan beredar dari HP ke HP. Pelaku dan korbannya masih duduk di bangku SMP.

Sungguh miris. Dalam klip video tersebut tergambar seorang anak perempuan, sebut saja namanya Cinta, dikerubuti dua teman prianya. Yang mereka lakukan sungguh tak pantas. Secara bersamaan, keduanya memperlakukan Cinta dengan kasar dan tidak patut dilakukan anak SMP. Jari salah satu pelaku masuk ke kemaluan Cinta, yang lainnya menciumi buah dadanya. Cinta yang tidur di tanah hanya bisa merintih “Sakit… sakit.”

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan detektif conan, Cinta dilecehkan teman-temannya itu selama setahun. Dia diancam harus melayani mereka agar rahasia Cinta tidak tersebar.

Semua berawal pada tahun 2006, ketika Cinta duduk di kelas I SMP I Blambangan Umpu, Way Kanan, Lampung Utara. Dia berpacaran dengan teman sekolahnya itu, sebut saja Yanto. Cara pacaran Cinta dan Yanto tidak hanya pegang tangan atau sekadar cium pipi, mereka sudah melakukan hal yang belum pantas dilakukan yaitu melakukan hubungan intim dan hal ini ketahuan oleh teman-teman sekelas karena dilakukan sehabis olahraga diruang kelas saat kelas sedang sepi.

Cara mereka berpacaran yang sudah kelewat batas itu akhirnya dilaporkan kepada ayah Yanto. Agar hubungan terlarang Yanto tak berlanjut, ayahnya memindahkan sekolahnya ke Kota Bumi, Lampung.

Namun kepindahan Yanto tidak berakhir buat Cinta. Teman-teman Cinta satu sekolah yang mengetahui hal itu mengancam Cinta. Dia harus melayani mereka, jika tidak Cinta akan dilaporkan ke pihak sekolah. Cinta yang ketakutan akhirnya pasrah memenuhi hasrat seksual mereka. Sejak saat itu Cinta hampir setiap hari harus melayani teman-teman pria di SMP-nya baik perorangan maupun beramai-ramai.

Selama setahun Cinta diperlakukan seperti budak seks oleh beberapa teman pria di SMP-nya itu. Biasanya mereka melakukan hal itu di Lapangan Pendopo di Way Kanan, sekolah, bahkan di pinggir kali. Nah, di Lapangan Pendopolah klip video yang tersebar di Kabupaten Way Kanan diambil. Dengan video tersebut, berkali-kali Cinta diancam jika tidak memenuhi keinginan mereka.

“Tidak selalu dibegitukan, kadang Cinta hanya disuruh melepas seluruh bajunya hingga telanjang dan duduk-duduk secara bergantian di pangkuan mereka, kadang bila belajar bersama Cinta diajak ikut dan belajar bersama dalam keadaan telanjang atau hanya disuruh mandi sambil ditontonin,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya.

Setelah hampir setahun, rupanya anak-anak SMP itu sudah mulai bosan dengan Cinta. Mereka mulai memeras dan meminta uang pada gadis malang tersebut. Jika tidak dipenuhi, klip video tersebut akan disebar.

Tentu saja Cinta yang saat ini sudah duduk di kelas II tidak bisa memenuhinya karena yang dimiliki Cinta hanya tubuhnya saja. Karena itu pula klip video itu tersebar dan akhirnya diselidiki oleh Polres Way Kanan.

FOTO BUGIL GURU WANITA SMP BANYAK DIMINATI MURID-MURIDNYA

Juni 5, 2008 · & Komentar

PAMEKASAN – Dinas P dan K Pamekasan, Madura, akhirnya memecat guru SMP Negeri 2 Pamekasan yang ketahuan berfoto bugil dengan pria selingkuhannya, seorang PNS di lingkungan Dinas Perhubungan Pamekasan.

Kepala Dinas P dan K Pamekasan, Yusuf Suhartono, Senin (2/6), menyatakan pemecatan Ri dilakukan setelah pihaknya menerima laporan tertulis dari istri selingkuhan Ri.

Menurut dia, dalam surat laporan yang disampaikan ke Dinas P dan K Pamekasan, istri Ri juga menyertakan foto bugil keduanya yang kini sudah beredar luas di kalangan masyarakat Pamekasan.

“Tapi waktu itu saya tidak langsung percaya begitu saja tentang laporan yang saya terima. Tapi setelah saya cek dan minta keterangan ke pihak-pihak yang diduga terlibat, termasuk hasil penelitian Bawasda Pamekasan, yang bersangkutan memang benar melakukan perbuatan seperti itu,” kata Yusuf Suhartono.

Menurut Yusuf, hingga ada keputusan lebih lanjut, maka Ri tidak diperkenankan lagi mengajar.

“Kalau dia mengajar lagi bagaimana citra pendidikan di Pamekasan ini, setiap kali melihat dia kita bisa berpikiran macam-macam belum lagi siswa siswa pira selalu bersiul nakal setiap kali Ri melintas” kata Yusuf yang mantan kepala SMA Negeri Pamekasan.

Sementara selingkuhan Ri kini juga mulai diproses di internal Dishub dan Bawasda (Badan Pengawas Daerah) Pamekasan.

“Saya sudah memerintahkan Bawas untuk mengusut tuntas hal itu, karena terus terang ini sangat mencemarkan citra PNS di Pamekasan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pamekasan, Djamaludin Karim.

Foto bugil Ri dan selingkuhannya yang merupakan PNS Dishub golongan II/C kini marak beredar di pemilik HP di Pamekasan. Foto mereka diambil di sebuah penginapan di Pamekasan.

Akibat perbuatan suaminya, maka Wa yang kini hamil tua memilih pisah ranjang. Demikian juga dengan suami Ri.

Kepala Dinas P dan K Pamekasan Yusuf Suhartono menjelaskan, kasus perselingkuhan yang dilakukan oknum guru di Pamekasan sudah berulang kali. Tapi yang berfoto bugil hingga tersebar luar ke masyarakat baru kali ini.

“Ini berarti yang terparah. Apalagi Pemkab Pamekasan telah bersepakat dari dulu menerapkan syariat Islam,” ujar Yusuf Suhartono.

14 ABG Jual Diri Di Bogor, Mulanya Sebagai Balas Dendam Akhirnya Ketagihan

April 27, 2008 · & Komentar
BOGOR – Belasan pelacur yang biasa mangkal di sejumlah pusat keramaian dan jalan protokol di Bogor, Sabtu malam dirazia.

Sebanyak 15 pelacur, 14 di antaranya ABG dan tiga waria diamankan.


Razia gabungan Denpom, Disnakersos, Dinkes, dan Satpol Kota Bogor itu digelar di Pasar Bogor, Tugu Kujang, Jln. Pajajaran, Batutulis, Jembatan Merah, Taman Kencana dan Taman Topi.

Dalam razia ini, petugas berhasil menjaring 15 pelacur, 14 di antaranya cewek ABG. “Mereka dirazia karena mangkal di tempat-tempat umum dan mengganggu ketertiban umum,” ujar Kasi Penegakan Perda Satpol PP Farid Wahdi.

Pelacur dan waria itu kemudian digelandang ke Disnakersos untuk dites urine dan didata. “Dari 15 pelacur itu delapan di antaranya wajah baru yang berasal dari Cianjur,” ujar Kabid Pelayanan Disnakersos M Juwita.

BALAS DENDAM
Seorang PSK berinisal St,39, saat diinterogasi mengaku baru kali ini terjun di Kota Bogor karena ingin balas dendam dengan suaminya.

“Saya janda empat anak dicerai suami tanpa alasan jelas. Saya ingin balas dendam dengan membuat suami saya asal Bogor itu malu melihat bekas istri jadi pelacur, eh ternyata lama-lama saya jadi ketagihan” katanya.

Dia mengaku tidak beroperasi setiap malam. “Uang yang saya dapatkan itu murni untuk saya pribadi, sebab anak saya sudah ada yang menikah dan tidak ada yang tinggal dengan saya,” ucapnya.

Selama Empat Jam Istri dan Anak Diperkosa Secara Marathon oleh TNI

Maret 1, 2008 · & Komentar
MATANGKULI – Tindak kekerasan seksual dan penyiksaan fisik yang diikuti dengan perampokan terhadap 22 warga di dua desa pedalaman di Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, Rabu (7/3) dinihari lalu, semakin terkuak. Kepada Serambi yang melakukan klarifikasi lapangan dan wawancara langsung, hari Jumat (24/3), para korban mengungkapkan pelaku seluruhnya berseragam loreng, bersenjata api laras panjang dan pendek, serta mengenakan topeng jenis serbu.Para korban mengindentifikasi bahwa pelaku adalah oknum tentara yang tiga malam sebelum kejadian sempat bermalam di meunasah Desa Alue Lhok setelah pada siang harinya mengelilingi salah satu desa lokasi kejadian itu. Satu desa lainnya yang warganya menjadi korban perampokan dan tindak kekerasan seksual adalah Seuneubok Aceh.

Tapi kepada sejumlah wartawan, termasuk dari media elektronika TVRI dan RCTI, Dandim Aceh Utara Letkol Inf Suyatno membantah telah terjadi kekerasan seksual dan kekerasan fisik seperti yang dilaporkan masyarakat Matangkuli itu. “Itu fitnah. Itu isu yang sengaja dihembuskan untuk menjauhkan rakyat dengan TNI. Karena belakangan rakyat sudah menerima keberadaan TNI di daerah ini,” kata Dandim, Sabtu siang, di Mapolres Aceh Utara.

Desa Alue Lhok dan Desa Seuneubok Aceh adalah desa bertetangga yang berada paling pelosok Matangkuli. Menurut sejumlah warga kedua desa yang hanya berpenduduk 110 KK itu, desa mereka merupakan ujung Kecamatan Matangkuli. Perkampungan yang masih dirundung duka mendalam akibat tragedi dinihari tersebut, dikelilingi oleh hutan lebat dan areal persawahan tak tergarap plus perkebunan.

Dalam observasi lapangan dan wawancara langsung dengan para korban selama hampir empat jam, Serambi mendapat gambaran, peristiwa itu terjadi secara marathon mulai pukul 01.00 hingga 04.00 dinihari.

Para pelaku, digambarkan, dalam menjalankan aksinya mayoritas menggunakan bahasa Indonesia aksen Jawa yang sangat kental. Sementara jumlah pelaku tidak terdeteksi secara detail, karena antara satu rumah dengan rumah lain yang didatangi jumlahnya bervariasi; dua hingga enam orang.

Modus operandi pemerkosaan dan perampokan yang terjadi di sembilan rumah warga di Desa Alue Lhok dan Seuneubok Aceh itu, dilaporkan, berlangsung seragam. Rata-rata, pelaku mengetuk pintu rumah, mematikan aliran listrik, meminta pria keluar dari rumah kemudian tangannya diikat ke belakang dan disiksa, selanjutnya isi rumah diobrak-abrik dan di antara isteri dan anak-anak mereka diperkosa bergilir

Adalah Ny Lt (32). Wanita asal Aceh Tengah yang bersama suaminya, R (34), menetap di Desa Alue Lhok, tidak membayangkan akan menghadapi nestapa yang begitu dahsyat dalam hidupnya. Ibu sepasang balita ini dengan nada getir menuturkan, ia diperkosa secara bergilir oleh dua oknum berseragam loreng setelah suaminya diseret keluar rumah dan tangannya diikat ke belakang serta kepalanya ditodong senjata api dan diperlakukan secara tidak manusiawi.

Ia yang sebelumnya sempat mengadukan kasus tersebut ke delegasi Palang Merah Internasional (ICRC) di Lhokseumawe mengungkapkan, pemerkosaan itu terjadi pada saat dua aparat masing-masing bersenjata laras panjang dan pistol mengacak-acak isi rumahnya untuk mencari benda-benda berharga. Sementara suaminya terus dipukuli.

“Kalau mau suamimu selamat, berikan semua uang dan emas. Dan kamu buka pakaian seluruhnya. Saya takut, Pak. Dan kasihan sama abang (suaminya-red). Sehingga sambil menangis saya menanggalkan seluruh pakaian saya. kemudian salah seorang dari mereka menarik saya kedalam kamar, disana saya disuruh melayani mereka seperti saya melayani abang kalau merasa kurang iklhas, yang didalam memberi tanda bagi yang diluar untuk memukuli abang” ungkapnya sambil menangis.

Setelah memperkosa, kisah Lt, kedua aparat itu masih meminta uang dan emas miliknya. “Bila tidak dikasih, suami saya katanya akan dibawa ke pos mereka di Cot Girek. Saya akhirnya memberikan uang simpanan sebesar Rp 3,5 juta dan emas seberat lima mayam (15 gram- red). Setelah beraksi sekitar 0,5 jam di rumah kami mereka pergi,” tambah korban yang sampai hari Jumat tampak masih shock berat.

Kisah serupa dialami Ny Nah (35). Petaka yang menimpa warga Desa Alue Lhok ini terjadi sekitar pukul 01.00. Saat itu enam pria berseragam loreng dan bertopeng dan senjata di tangan menggedor pintu. Setelah pintu dibuka, aliran listrik dimatikan. Kemudian mereka menanyai pemilik rumah lalu suaminya digelandang ke luar rumah.

Saat kejadian, di rumah korban ada lima wanita. Selain dirinya, ada AN (18), Ah (13) dan Mar (20) serta seorang nenek. Dengan modus yang sama, pelaku yang tiga orang masuk dan tiga lainnya berada di luar rumah mengobark-abrik isi rumah seraya minta duit dan emas simpanan.

“Katanya untuk dana operasi. Kalau tidak kami akan dibawa ke pos mereka di Cot Girek. Karena perlakuan mereka sangat menakutkan, akhirnya semua uang simpanan sebesar Rp 3 juta kami serahkan, lalu tiga jam tangan, dan satu pasang sepatu,” cerita Nah.

Setelah menguras harta, menurut Nah, tiga pria berseragam loreng yang berada di dalam rumah memerintahkan seluruh wanita membuka pakaian. Nah digiring ke kamar kemudian diperkosa oleh satu orang. Sedangkan tiga wanita lainnya, kecuali seorang nenek, digerayangi dan disuruh menari-nari. Bahkan, AN yang masih gadis dilaporkan ikut dicabuli. “Kami tidak tahu harus bagaimana. Mereka bersenjata dan mengancam tembak bila tidak menuruti. Bahkan setelah selesai melakukan aksinya mereka masih mengancam kami untuk tidak mengadu ke pihak manapun,” tutur Nah sesengukan. Seorang anaknya di gendongan akhirnya ikut menangis yang membuat suasana wawancara menjadi pilu.

Masih di Desa Alue Lhok. Ny Aih (45), dituturkan seorang putrinya, mendadak pingsan pada saat empat pria berseragam loreng dan bertopeng mengetuk pintu dan mengacak-acak isi rumahnya sekaligus memerintahkan ketiga anaknya R (17), As (15), dan B (13) untuk telanjang.

Ketiga anak korban digerayangi tiga pria bersenjata itu. “Satu tangan mereka memegangi senjata. Sedangkan satu lainnya menggerayangi anggota tubuh kami,” ungkap anak-anak korban yang didampingi ibunya. Aksi itu dilakukan para pelaku setelah menguras harta benda mereka berupa uang kontan Rp 1,5 juta dan sejumlah emas perhiasan.

Perlakuan tidak manusiawi lainnya juga menimpa Nd (60). Ayah empat anak ini bersama seorang anaknya MF dan menantunya AR, diikat tangannya diikat ke belakang kemudian dipukuli oleh dua dari empat orang berseragam. Dua lainnya, kemudian mengacak rumah panggungnya. dan meminta harta bendanya.

“Setelah mendapat penyiksaan sekian lama, akhirnya mereka menemukan uang Rp 2,5 juta. Rp 500 ribu di antaranya uang warga yang akan saya pergunakan untuk menebus beras murah. Sedangkan sisanya mau saya bayar harga lembu acara perkawinan anak saya yang telah berlangsung lima hari sebelum kejadian,” ungkap Nd yang juga diancam akan dibawa ke Cot Girek, Lhoksukon, bila tidak memberikan uang.

Dalam peristiwa yang sebelumnya tidak diadukan kemana pun, pelaku setidaknya menyantroni sembilan rumah yang mengakibatkan 22 orang, 16 wanita dan enam pria, mengalami tindak kekerasan psikis dan fisik.

Selain itu, para korban perampokan dan tindak kekerasan lainnya masing-masing Ny Hh (35) dan suaminya Mus (37) warga Alue Lhok dengan kerugian uang kontan Rp 1,2 juta, Ny Ham, Seuneubok Aceh, Mar (30), warga Seuneubok Aceh Rp 300 ribu, Yusma (35), uang Rp 1 juta dan emas 15 mayam dirampok dan suaminya Yus diikat serta disiksa, Mah (37) suaminya Ishak uang Rp 1 juta disikat, Ny Aisyah uang tunai Rp 1,5 juta, dan N Fat uang Rp 3 juta serta emas 5 mayam. (tim)

MAULID NABI

Lho! Merayakan MAULID NABI kan BID'AH???
Loh.. Bukankah Merayakan Maulid Nabi itu Tidak Boleh???


Memang ada di antara kaum muslimin yang mengatakan bahwa Merayakan Maulid Nabi itu tidak boleh, bahkan menyatakan bahwa Merayakan Maulid Nabi itu haram, atau bahkan syirik karena kultus berlebihan kepada Nabi.

Namun… Dalam syari’at, kita ada qaidah; Laa Tahriim illaa bi Daliil; Tidak boleh mengharamkan sesuatu kecuali memang ada dalil yang mengharamkannya. Contohnya, selama tidak ada dalil yang mengharamkan penggunaan handphone, maka tidak boleh seseorang semena-mena mengharamkan handphone, kecuali memang ada ‘kotoran’ di dalam handphone tersebut yang diharamkan syari’at.

Nah.. Coba tunjukkan dalil yang mengharamkan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Adakah?

Bukankah Rasulullah bersabda; “Kullu Bid’atin Dholaalatun.” ???

Bukan dalil yang mengharamkan bid’ah dholalah yang kita minta, tetapi dalil yang mengharamkan maulid. Ketika diminta dalil tentang keharaman minuman keras maka jangan tunjukkan dalil yang memerintahkan shalat. Sama halnya, ketika diminta dalil yang mengharamkan maulid maka jangan mengajukan dalil yang mengharamkan bid’ah dholalah..

Bukankan Perayaan Maulid Nabi itu BID’AH???

Coba perhatikan. Banyak orang salah kaprah, menyangka bahwa perayaan Maulid Nabi itu dimulai pertama kali oleh Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kaukabri ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (549 - 630 H), seorang penguasa daerah Irbil.

Sesungguhnya pernyataan ini kurang tepat. Sebenarnya, hakikat ataupun esensi peringatan Kelahiran Rasulullah saw. sudah ada sejak jaman para Shahabat Rasulullah saw., walaupun dulu belum ada istilah “Perayaan Maulid Nabi Muhammad”, akan tetapi hakikatnya sudah ada sejak dahulu.

Memang, sebagaimana disebutkan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kumpulan fatwanya (Al-Hawi lil Fatawi), perayaan maulid pertama yang digelar besar-besaran oleh kalangan penguasa adalah perayaan yang digelar oleh Al-Malik Al-Mudzaffar. Disebutkan dalam nushush sejarah, beliau mengundang seluruh kalangan muslimin di daerah itu, para ulama, para umara dan kaum sufi, hingga menyembelih sampai 5000 ekor kambing, 10.000 ekor unggas, dan menyediakan sampai 30.000 piring makanan.

Setelah itu, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi juga tercatat sebagai penguasa yang menggelar Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. besar-besaran dalam rangka membakar semangat perjuangan, ruhul jihad kaum muslimin.

Itu semua besar-besaran digelar oleh kalangan para raja, namun perayaan yang digelar oleh rakyat kecil dari kalangan ulama sampai sahabat sudah ada sejak dulu.

Mana buktinya?

Mau tahu buktinya? Sebelumnya, Kita musti tahu dulu APA MAKNA dan ESENSI PERAYAAN MAULID NABI ITU?

UNGKAPAN KEBAHAGIAAN

Perayaan maulid Nabi Muhammad saw adalah suatu ungkapan kegembiraan, kebahagiaan dari Umat Islam atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw., yang membawa kita dari kegelapan menuju cahaya terang benderang.

Hal yang semacam ini, yakni memperlihatkan kegembiraan atas segala anugerah dari Allah adalah hal yang dianjurkan dalam Al-Quran, surah Yunus:58;

“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, HENDAKLAH DENGAN ITU MEREKA BERGEMBIRA. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

Dalam ayat tersebut terdapat perintah dari Allah untuk bergembira atas segala macam anugerah yang dikaruniakan Allah swt berupa Rahmat dan Nikmat.

Kita semua tahu, anugerah terbesar dari Allah bagi manusia, Rahmat Allah bagi alam semesta yang terbesar adalah diutusnya Baginda Rasulullah saw.! Sebab Nabi Muhammad adalah KASIH SAYANG dari ALLAH bagi semesta alam. Cukuplah kabar gembira ini tercakup dalam surah At-Taubah:128;

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Maka jelas, jika orang mengungkapkan kebahagiaannya, bukanlah sesuatu yang dilarang. Secara khusus, dalam pembahasan ini adalah kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Dan tiap orang berbeda dalam cara mengungkapkannya, ada yang dengan berpuasa, sedekah, shalat, sujud dan lain sebagainya.

Bahkan, dalam hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabus shiyam, dari sahabat Abi Qatadah, bahwa Rasulullah saw. ditanya tentang alasan beliau berpuasa di hari Senin. Beliau menjawab;

“Itu adalah hari kelahiranku, dan hari aku dibangkitkan.”

Artinya, beliau berpuasa sebab rasa syukur beliau atas kelahirannya di muka bumi.

Ada pula yang mengungkapkan kebahagiaannya dengan memerdekakan budak.

Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya, bahwa ketika Abu Lahab (paman Rasulullah yang merupakan salah seorang penghalang dakwah Islam terbesar) mendengar kelahiran keponakannya, Muhammad Rasulullah saw., Abu Lahab yang sangkin gembiranya, memerdekakan budaknya, Tsuwaybah, yang membawakan kabar gembira tersebut. Sebab inilah, Abu Lahab mendapat keringanan siksa dalam kubur setiap hari Senin karena kegembiraannya atas kelahiran Rasulullah saw.

Inilah! Allah tidak melupakan kegembiraan seseorang walaupun hanya sesaat…

Al-Imam Al-Hafidz Syamsuddin Muhammad bin Nashruddin Ad-Dimasyqi mengomentari hal ini,
“Apabila orang semacam Abu Lahab, yang bukan hanya kafir, bahkan satu surah penuh dalam Alquran (Al-Lahab) seakan memberi ‘stempel’ siksa neraka baginya, dia saja bisa mendapatkan keringanan siksa tiap hari Senin… Nah, bagaimana kiranya dengan seorang muslim yang dari sejak kecilnya sudah mengenal cinta kepada Nabi Muhammad saw.???”

Adapun, kalau kita mau jujur, semua yang dilakukan oleh umat Islam di penjuru dunia, berupa perayaan maulid nabi, tiada lain karena gembira atas kelahiran Rasulullah saw.

Dan cara mengungkapkannya pun adalah dengan berdzikir, membaca Alquran, bershalawat, mendengarkan sejarah kelahiran dan kehidupan Rasulullah, puji-pujian kepada Allah, syair pujian kepada Rasulullah, kemudian mendengarkan nasihat agama, lantas ditutup dengan doa bersama dan diakhiri dengan makan bersama. Adakah unsur kebathilan atau keharaman di dalamnya? Tidak ada.
Bahkan semua itu dianjurkan oleh syari’at.

PERKUMPULAN DZIKIR

Berapa banyak ayat di dalam Alquran anjuran untuk berdzikir. Ada pula hadits shahih yang sudah masyhur yang menerangkan tentang dzikir, berupa hadits qudsiy yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim; Rasulullah bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman;

“Aku ini sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadapku. Dan Aku bersama hamba-Ku ketika ia mengingat Aku. Jikalau ia mengingat Aku sendirian, maka Aku pun mengingatnya dalam Diri-Ku. Dan kalau ia mengingat Aku di dalam perkumpulan, maka Aku akan mengingat hamba-Ku itu di dalam perkumpulan yang lebih mulia daripada perkumpulannya itu.”

MENDENGARKAN AL-QURAN

Dulu, para sahabat setiap hari mendengarkan Rasulullah membacakan Al-Quran, atau salah satu shahabat membaca ayat Al-Quran dan yang lain menyimak. Bahkan, Rasulullah sendiri suatu ketika memerintahkan kepada Sayyidina Abdullah bin Mas’ud,

“Ya Abdallah, bacakan untukku Al-Quran.”

“Ya Rasulallah, bagaimana aku membacakan kepadamu Al-Quran, padahal engkaulah yang diwahyukan
Al-Quran.” Sanggah Abdullah bin Mas’ud.

“Ya, namun aku suka mendengarkannya dibacakan orang lain.” Jawab Rasulullah.
Sampai beliau membaca ayat ke-41 dari surat Annisa,

“Maka Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu.”

“Cukup,” kata Rasulullah menghentikan bacaan sahabatnya saat mendengarkan ayat ini sambil berlinang air mata.

Adapun yang kita lakukan sekarang dalam Perayaan Maulid Nabi tidak lain adalah seperti yang dilakukan para sahabat bahkan Rasulullah saw sendiri., yakni memperdengarkan dan menyimak Ayat Al-Quran.

MEMBACA SHALAWAT DAN SALAM BAGI NABI

Perintah dari Allah bagi kita untuk bershalawat sudahlah jelas dan cukup dengan surah Al-Ahzab:56 ini;

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Dalam riwayat yang shahih, Rasulullah saw. bersabda, “Tak ada seorang pun di penjuru dunia ini yang mengucapkan salam kepadaku, melainkan Allah mengembalikan ruhku ke dalam jasadku untuk menjawab salam tersebut.”

MEMPERDENGARKAN SEJARAH KEHIDUPAN NABI

Para sahabat, setiap hari, yang menjadi buah bibir mereka adalah kehidupan Rasulullah saw.
Suatu ketika, para sahabat sedang duduk-duduk, memperbincangkan tentang keutamaan para nabi terdahulu, menyebutkan bahwa Nabi Adam adalah seorang yang mulia, ia diciptakan langsung oleh Allah dari tanah tanpa ayah maupun ibu yang melahirkan. Juga menyebut Nabi Ibrahim yang berkedudukan istimewa di sisi Allah sebagai Khalilullah (Kekasih Allah). Ada juga yang menyebutkan kemuliaan Nabi Musa as., yang bercakap-cakap langsung dengan Allah Ta’ala, dan disebut sebagai Kalimullah. Kemudian ada yang menyebutkan kemuliaan Nabi Isa, yang dilahirkan tanpa seorang ayah dan mendapat gelar Ruhullah.

Ketika para sahabat tengah asyik memperbincangkan keutamaan para nabi terdahulu, Rasulullah saw yang dari tadi ternyata mendengar percakapan para sahabatnya ini, menghampiri mereka seraya berucap,

“Benar semua tentang apa yang kalian katakan tentang para nabi terdahulu, tapi ingat.. Akulah pemimpin anak adam (manusia) dan tak ada kebanggaan bagiku. Seluruh manusia akan berada di bawah benderaku di hari kiamat.”

Adapun yang kita lakukan sekarang dalam Perayaan Maulid Nabi tidak lain adalah seperti yang dilakukan para sahabat bahkan Rasulullah saw sendiri., yakni menceritakan kemuliaan Rasulullah saw.

KHUSUSNYA MENCERITAKAN SAAT KELAHIRAN RASULULLAH SAW.

Karena kelahiran Rasulullah saw. inilah awal dari segala karunia hidayah dari Allah swt. bagi umat Islam. Tidak ada penurunan wahyu jika Rasulullah tidak dilahirkan, tidak ada hijrah, tidak ada fathu makkah, tidak ada syari’at yang diajarkan jika beliau tidak dilahirkan.

Dan betapa banyak di dalam Al-Quran, bahwa Allah swt. mengisahkan tentang kelahiran para shalihin terdahulu, contohnya; kelahiran Nabi Isa bin Maryam as., bahkan ibunda beliau (Sayyidah Maryam binti ‘Imron) dalam surah Ali ‘Imron dan surah Maryam. Ada juga kisah kelahiran Nabi Musa as. dalam surah Tha-ha. Ada juga tentang kelahiran Nabi Yahya dalam surah Maryam. Bahkan tentang ‘kelahiran’ (penciptaan) Nabiyullah Adam as.

Dan tentang ini, dalam surah Hud, Allah Ta’ala berfirman,

“dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”

Jika kisah-kisah para Nabi terdahulu dapat meneguhkan hati Nabi Muhammad dan kita pengikutnya sebagai kaum mukminin. Apalagi bila yang diceritakan itu adalah kisah kelahiran dan kehidupan serta perjuangan Nabi Muhammad saw., pemimpin seluruh Para Nabi ‘alayhimus shalaatu wassalaam. Lebih-lebih lagi!

Adapun yang kita lakukan sekarang dalam Perayaan Maulid Nabi tidak lain adalah seperti yang dicontohkan oleh Allah dalam Al-Quran, yakni menceritakan kelahiran serta kehidupan Rasulullah saw. untuk memantapkan keimanan dalam hati kita.

PUJIAN KEPADA RASULULLAH

Disebutkan dalam riwayat At-Thabraniy, bahwa Sayyiduna ‘Abbas ra. datang menemui Rasulullah saw., beliau berkata, “Ya Rasulallah, aku ingin memujimu dengan sya’irku.”

“Ya, katakanlah wahai Abbas. Semoga Allah swt menjaga dan tidak merontokkan gigimu.” Jawab Rasulullah saw.

(di kemudian hari, Sayyiduna ‘Abbas meninggal dunia dalam usia tua dan tidak ada satu gigi pun yang rontok ataupun tanggal, berkat do’a Rasulullah saw.)

Kemudian Sayyiduna Abbas bersyair;

Duhai Rasulullah, engkaulah cahaya yang Allah ciptakan dan tempatkan dalam sulbi Nabi Adam
Dan engkau turun ke muka bumi bersama turunnya Nabi Adam
Dan ketika bumi ini tenggelam dalam banjir bandang, engkau selamat di dalam sulbi Nabi Nuh di atas bahteranya
Begitulah engkau berpindah dari sulbi laki-laki yang mulia ke dalam wanita-wanita yang suci
Sehingga sampailah engkau ke dalam sulbi Nabi Ibrahim
Dan bagaimana mungkin api dapat membakar ketika Nabi Ibrahim dimasukkan ke dalamnya, sedangkan engkau berada di dalam sulbinya.
Dan ketika engkau dilahirkan, alam semesta ini menjadi terang benderang
Dan saat ini, kami nikmati lezatnya Islam tiada lain sebab kelahiranmu saat itu

Sehingga, seperti yang diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah istri Rasulullah, tak sedikit di antara para sahabat yang bersyair di hadapan Rasulullah saw., berupa pujian dan sanjungan kepada Rasulullah saw. demi mendapatkan keberkahan doa dari Nabi Muhammad saw. dan Rasulullah tersenyum mendengarkannya.

MIMBAR BAGI HASSAN BIN TSABIT UNTUK BERSYAIR DAN MEMUJI RASULULLAH SAW.

Dan dalam Shahih Al-Bukhari, disebutkan bahwa diletakkan di dalam Masjid Nabawiy sebuah mimbar bagi Hassan bin Tsabit untuk bersyair,

(Hassan bin Tsabit adalah seorang sahabat yang berjuang membela Islam dengan syairnya. Sehingga Rasulullah saw bersabda, “Syair Hassan bin Tsabit itu lebih tajam bagi orang kafir daripada pedang kita.” Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mendukung Hassan bin Tsabit melalui Ruhul Quds selama ia membela Rasulullah saw dengan syairnya.”)

Adapun mimbar tersebut khusus disediakan oleh Nabi bagi Sayyiduna Hassan bin Tsabit di Masjid Nabawiy untuk menyampaikan syairnya. Nah, dari sini kita tahu, jika sudah memakai mimbar dalam masjid, berarti itu adalah suatu acara yang resmi, dan itu juga berarti bahwa yang hadir banyak sehingga perlu adanya mimbar, dan itu juga berarti bahwa Rasulullah sendiri mengijinkan pembacaan syair tersebut.

Hal seperti ini sama sekali tidak berbeda dengan apa yang kita lakukan sekarang, berkumpul di suatu tempat atau di dalam masjid, lantas membaca sya’ir pujian bagi Allah dan Rasulullah saw. yang disusun oleh para ulama yang tahu akan syari’atul muthohharoh.

Bahkan terkadang Rasulullah sendiri memanggil Hassan bin Tsabit untuk bersyair. Pernah suatu kali Hassan sampai membacakan 80 bait syair di hadapan Nabi Muhammad saw.

Salah satu syairnya;

Semangat Rasulullah begitu besar, sedikit semangatnya tidak terbandingkan dengan semangat seluruh manusia dari jaman Nabi Adam
Telapak tangan Rasulullah adalah teramat dermawan, andaikan sepersepuluh telapak tangan beliau diletakkan di atas daratan maka daratan itu ‘kan lebih basah dari lautan
Yang lebih bagus darimu tak pernah terlihat oleh mataku, dan yang lebih indah darimu tak pernah terlahirkan oleh wanita manapun
Engkau diciptakan dalam keadaan bersih dari segala aib, seolah-olah engkau tercipta atas kehendakmu sendiri

BERDIRI DAN MENABUH REBANA KETIKA MEMBACA SYA’IR PUJIAN DALAM MAULID NABI

Dalam riwayat Imam Al-Bayhaqi, pada hari saat Rasulullah saw. masuk di kota Madinah, Rasulullah saw. disambut dengan gegap gempita oleh para shahabat (baik Anshar maupun Muhajirin) sambil berdiri dan dibacakan qashidah Thala’al Badru ‘Alayna.

Setelah Rasulullah baru sampai di rumah Abu Ayyub Al-Anshari, beberapa wanita dari suku Bani Najjar (keluarga Abu Ayyub) berkumpul di samping rumah Abu Ayyub sambil menabuh rebana (dufuf) dan berqashidah;

Kami adalah wanita-wanita dari suku Najjar, dan kami teramat bahagia karena Rasulullah kini menjadi tetangga kami…

Lantas Rasulullah keluar rumah dan bertanya,

“Apakah kalian berbuat ini karena dasar kecintaan kepadaku?”

“Duhai Rasulallah, tidaklah kami melakukan ini kecuali karena kecintaan kami kepadamu.” Jawab mereka.

Rasulullah saw tersenyum seraya berucap, “Sungguh, hanya Allah yang tahu berapa besar kecintaanku kepada kalian.”

Adapun yang kita lakukan sekarang dalam Perayaan Maulid Nabi tidak lain adalah seperti yang dicontohkan para Shahabat Rasulullah saw.

Berupa Pembacaan Ayat Al-Quran, khususnya tentang perintah Allah untuk bershalawat kepada Rasulullah, kemudian sama-sama berdzikir dan bershalawat teruntuk Baginda Nabi Muhammad, kemudian membaca kitab-kitab susunan ulama salaf yang mengisahkan tentang kelahiran dan sanjungan terhadap Nabi Muhammad, baik itu Al-Barzanjiy, Ad-Diba’iy, ‘Azab, Simthud-Duror, Burdah, Dhiya-ul Laami’ dan lain-lain.

Adapula kilas balik suasana dalam menyambut kedatangan Rasulullah saw. ketika hijrah, lantas ditutup dengan salah seorang berdoa kemudian diaminkan bersama-sama.
Nah, dari sekian unsur-unsur di atas, yakni esensi perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. yang senantiasa digelar oleh sebagian besar kaum muslimin di berbagai negeri, adakah yang menyimpang dari syari’at???


--------
dinukil dari
Ceramah Al-Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Ahmad Bin Jindan Bin Syech Abubakar bin Salim
dalam Jalsah Laylatul Arbi-a', Selasa, 13 Rabi'ul Awwal - 10 Maret 2009
di Majlis Ta'lim - Pondok Pesantren - Panti Asuhan
ALFACHRIYYAH
Tangerang-Banten